Berita Viral

Gubernur Dedi Mulyadi Copot Kepsek SMAN 9 Kurniawati, Buntut Demo Siswa yang Marah Kena Pungli

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan  pencopotan Kurniawati untuk menindaklanjuti laporan dari murid dan orangtua/wali murid.  

Kolase Tribun Medan
PENCOPOTAN KEPSEK: Inilah sosok Kurniawati Kepsek SMAN 9 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi yang dicopot Gubernur Dedi Mulyadi. 

Ia juga tergabung dalam organisasi Sanggar Bahasa dan Seni (Besi) Kabupaten Bekasi. 

Sementara itu, dalam tayangan video di YouTube-nya yang diunggah pada 16 November 2020, Kurniawati menyebutkan dirinya pernah menjadi Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia Kabupaten Bekasi.

Ia juga mengatakan dirinya pernah menjadi Wakil Kepala Sekolah.

"(Saya adalah) Wakil Kepala Sekolah, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Bekasi," kata dia dalam video yang dibuat untuk Seleksi Bakal Calon Kepala SMA Provinsi Jawa Barat 2020.

Kurniawati juga mengaku pernah menjadi pemuda pelopor di bidang pendidikan di Kabupaten Bekasi dan meraih penghargaan sebagai guru berprestasi.

"Saya pernah menjadi pemuda pelopor bidang pendidikan di Bekasi, pernah menjadi guru berprestasi," akunya.

Pada November 2024, Kurniawati termasuk dalam daftar Calon Fasilitator Angkatan 21 yang lulus seleksi tahap 2.

Seleksi itu digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Didemo Siswa Buntut Dugaan Pungli

Sosok Kurniawati menjadi perbincangan setelah aksi unjuk rasa siswa SMAN 9 Tambun Selatan, viral di media sosial.

Ratusan siswa dari kelas X dan XI menggelar aksi demonstrasi di halaman SMAN 9 Tambun Selatan, Selasa (3/6/2025).

Aksi itu digelar sebab Kurniawati diduga kuat melakukan pungli berkedok sumbangan, seperti pembangunan gedung sekolah, pembelian alat pendingin musala, hingga penyelewengan dana makanan untuk kegiatan internal.

Pelajar kelas XI berinisial RP, mengaku orang tuanya telah diminta membayar biaya akademik dan non-akademik sejak ia masuk pada 2023.

Menurut RP, orang tuanya sudah membayar uang gedung sebesar Rp500 ribu setiap tahun.

Tetapi, RP menyebut sama sekali tidak ada pembangunan atau perbaikan pada gedung sekolahnya.

"Katanya untuk gedung. Tapi, sampai sekarang masih gini-gini aja. Orang tua saya sudah bayar setiap tahun Rp500 ribu," ujar SP, Selasa, dikutip dari Kompas.com.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved