Sumut Terkini

Berharap Rebut Kembali Green Card UNESCO, Pemkab Toba Bersihkan Geosite

Saat ini, Rabu (5/6/2025), satu diantara geosite yang dibersihkan adalah Batu Basiha, Desa Aek Bolon Julu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
KOMINFO TOBA
Suasana kebersihan di Geosite Batu Basiha, Desa Aek Bolon Julu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba yang dilakukan pada hari ini, Rabu (4/6/2025).  

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba kini berjuang merebut kartu hijau (green card) UNESCO soal geosite. Setidaknya, ada enam geosite yang ada di Kabupaten Toba.

Dengan demikian, Pemkab Toba berkolaborasi dengan berbagai pihak melakukan gotong-royong pembersihan daerah geosite yang ada di Kabupaten Toba.

Saat ini, Rabu (5/6/2025), satu diantara geosite yang dibersihkan adalah Batu Basiha, Desa Aek Bolon Julu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba.

Di tempat ini pelajar, warga, pemerintah desa, Pemkab Toba, UPTD KPH IV bergotong-royong membersihkan lokasi Batu Basiha menggunakan alat kebersihan, misalnya mesin babat, parang, cangkul dan peralatan lainnya.

Lokasi yang sebelumnya dipenuhi semak belukar itu sekejap menjadi bersih dan tampak terbuka.

Selain melakukan pembersihan, pohon berbuah seperti mangga, durian, rambutan dan sejumlah tanaman berbuah lainnya juga ditanam di lokasi Batu Basiha.

"Ada 50 batang tanaman yang kita tanam di daerah ini," kata Kasubbag UPTD TU KPH IV, Erydika Sri Rejeki Sianipar, Rabu (4/6/2025).

"Semoga upaya kita selama ini tidak sia-sia dan kita bisa mendapatkan kartu hijau dari Unesco," sambung Kades Aek Bolon Julu Sintong M. Siahaan.

Selain di Batu Basiha, lokasi geosite lainnya juga dilakukan gotong royong pembersihan. Hal ini dilakukan untuk persiapan penilaian oleh tim assesor dari UNESCO yang akan hadir pada Juli mendatang  melakukan penilaian terhadap sejumlah daerah geosite di kawasan Danau Toba.

Sebelumnya, Wakil Bupati Toba Audi Murphy Sitorus ungkapkan langkah yang bakal ditempuh agar Danau Toba mampu memneuhi standar UNESCO sebagai taman bumi (geopark). Hal ini terkait pengelola geosite yang ada di kawasan Danau Toba.

Jaringan Geopark Global Global Geoparks Network yang disingkat GGN adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan pada tahun 2004 sebagai mitra resmi UNESCO dalam pengelolaan UNESCO Global Geoparks. 

GGN bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan warisan geologi, mendorong penelitian, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah-wilayah yang memiliki warisan geologi bernilai internasional. 

"GGN UNESCO ke Danau Toba. Selama ini pengelolaan geosite yang ada di Danau Toba tidak memenuhi standar Unesco sehingga kita terima lampu kuning," ujar Wabup Toba Audi Murphy Sitorus.

Penilaian soal sudah standar atau tidak geosite di kawasan Danau Toba akan dilakukan pada bulan Juli 2025 ini. Dengan demikian, ia mengimbau seluruh stakeholder terkait berkontribusi aktif dalam pengelolaan geosite.

"Kalau ini tidak ada perbaikan maka di bulan Juli, tim asesor dari UNESCO akan datang  melihat bagaimana pengelolaan kita atas geosite tersebut," sambungnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved