Breaking News

Berita Internasional

Pengantin Pria Tewas setelah Buka Hadiah Pernikahan, Ternyata Berisi Bom

Sebuah tragedi memilukan terjadi di India, seorang pengantin pria tewas akibat ledakan bom yang disamarkan sebagai hadiah pernikahan.

Mirror.co.uk
PENGANTIN TEWAS: Pengantin pria bernama Soumya Sekhar Sahu (26) tewas setelah membuka paket hadiah pernikahan yang ternyata berisi bom. Sementara sang istri Reema (22) kritis akibat luka bakar, Senin (2/6/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah tragedi memilukan terjadi di India, seorang pengantin pria tewas akibat ledakan bom yang disamarkan sebagai hadiah pernikahan.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2018 dan sempat mengguncang publik, sebelum akhirnya pelaku berhasil diadili tujuh tahun kemudian.

Dikutip dari Mirror.co.uk Senin (2/6/2025), korban, Soumya Sekhar Sahu (26), baru saja menikah dengan Reema (22).

Beberapa hari setelah pernikahan, sebuah paket mencurigakan tiba di rumah mereka di Patnagarh, sebuah kota kecil di distrik Bolangir, negara bagian Odisha.

Paket tersebut dikirim dari Raipur, negara bagian Chhattisgarh, yang berjarak lebih dari 230 kilometer.

Saat pasangan muda itu membuka paket yang tampak seperti hadiah pernikahan, terjadi ledakan dahsyat yang merenggut nyawa Soumya dan nenek buyutnya, Jemamani Sahu (85).

Reema selamat, namun mengalami luka bakar serius, gendang telinga pecah, dan trauma psikologis mendalam.

Setelah penyelidikan intensif yang berlangsung bertahun-tahun, polisi akhirnya menetapkan Punjilal Meher (49), seorang mantan kepala sekolah perguruan tinggi, sebagai pelaku utama.

Meher adalah rekan kerja ibu Soumya, dan diduga menyimpan dendam setelah posisinya sebagai kepala sekolah digantikan oleh ibu korban.

Menurut pihak kepolisian dan laporan BBC, Meher merakit bom secara manual menggunakan bubuk mesiu yang diambil dari kembang api sisa perayaan Diwali.

Ia kemudian mengirimkannya ke rumah korban dengan menggunakan jasa kurir yang tidak memiliki sistem pemindaian keamanan atau CCTV. Paket tersebut dikirim atas nama palsu “SK Sharma dari Raipur”.

Awalnya, penyelidikan sempat menemui jalan buntu. Namun, pada April tahun yang sama, sebuah surat anonim diterima oleh kepala kepolisian setempat.

Surat tersebut mengungkap bahwa nama pengirim palsu dalam paket memiliki pesan tersembunyi terkait uang dan pengkhianatan.

Selain itu, disebutkan bahwa pelaku sebenarnya menggunakan nama alias dan terdapat lebih dari satu orang terlibat.

Polisi kemudian menduga bahwa surat tersebut justru ditulis oleh pelaku sendiri karena terlalu banyak informasi rinci yang tidak diketahui publik.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved