Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok
Senyum Muslim Hui dan Pesona Masjid Berusia 700 Tahun di Zhengzhou
Suku Hui adalah satu di antara puluhan etnis di Tiongkok yang mayoritas beragama Islam.
Penulis: iin sholihin | Editor: iin sholihin
Ada pula aula utama, aula samping, ruang belajar, area wudhu dan sejumlah fasilitas lainnya. Ornamen kaligrafi arab tampak cantik bercampur dengan uniknya bangunan khas Tiongkok.
Usai berwudhu, Eisa lantas mengajak kami untuk melaksanakan salat di ruang utama masjid. Eisa bertindak langsung sebagai imam. Anggota delegasi pria khusuk menjalankan salat dipandu oleh Eisa.
Seusai salat, delegasi Sumut menggelar diskusi singkat di aula utama masjid. Delegasi diterima langsung Wakil Ketua Majelis Ulama Tiongkok, Yang Wan Li.
"Masjid ini bernama Beida. Masjid ini dibangun dimulai dari Dinasti Yuan. Setelah Dinasti Yuan dilanjutkan Dinasti Ming, Ching dan saat ini di bawah Republik Rakyat Tiongkok. Lokasinya masih tetap di sini. Lebih kurang sudah 700 ratus tahun sejak awal dibangun," papar Yang Wan Li.
Masjid Beida berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektare di tengah Kota Zhengzhou. Masjid ini berdiri kokoh di tengah ratusan gedung menjulang. Masjid ini menjadi saksi perkembangan Islam di Kota Zhengzhou.
Masjid Beida kini menjadi bangunan sarat sejarah yang kini dilindungi oleh pemerintah Tiongkok. "Masjid ini memang terus dijaga. Saat Idul Fitri, lebih kurang 1.500 jamaah bisa beribadah di sini," paparnya.
Uniknya, saat ini ada banyak ulama yang kini memegang jabatan sebagai anggota DPR, bahkan menjabat sebagai ketua DPR setempat. Yang Wan Li adalah satu di antaranya. Ia kini menduduki posisi sebagai anggota MPR Beijing.
Selain menempati posisi sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Tiongkok, Yang Wan Li juga merupakan Ketua Majelis Ulama Provinsi Henan.
Yang Wan Li lantas mengajak delegasi untuk mengelilingi kompleks Masjid Beida. Terdapat museum mini di sisi kanan masjid. Di museum mini ini terdapat berbagai koleksi foto dan naskah yang menjelaskan perkembangan Islam di Tiongkok, termasuk di Kota Zhengzhou.
Beberapa naskah menjelaskan bagaimana pemerintah Tiongkok ikut mengatur perkembangan agama. Pemerintah Tiongkok membimbing serta mendukung agama, memperkenalkan pengakuan atas tanah air yang agung, bangsa, budaya, partai dan asosiasi dengan nilai-nilai inti sosialisme.
Satu di antara koleksi di museum mini ini mengutip Pidato Xi Jinping di Konferensi Kerja Keagamaan Nasional pada Desember 2021.
"Kita harus melakukan patriotisme, kolektivisme dan pendidikan sosialisme dalam komunitas agama, menargetkan sejarah Partai, sejarah Tiongkok Baru, sejarah reformasi dan pembukaan, dan sejarah perkembangan sosialis, membimbing orang-orang religius dan kelompok agama untuk mempraktikkan nilai-nilai inti sosialisme, dan mempromosikan budaya Tiongkok."
Anggota delegasi berkesempatan menyusuri setiap sudut Masjid Beida. Delegasi dapat dengan bebas menggali setiap informasi terkait perkembangan Islam di Kota Zhengzhou, khususnya di kawasan kompleks Masjid Beida.
Kunjungan kali ini difasilitasi oleh Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Medan dan pengurus Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) pusat dan INTI Medan.
Sebelum bertolak ke Tiongkok, rombongan dilepas langsung Konsul Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok di Medan, Zhang Min dan istri dalam acara pelepasan delegasi tokoh Islam Sumut di rumah dinasnya di Medan pada Rabu (28/05/2025).
| Penggunaan Kendaraan Listrik dalam Perspektif Kesehatan dan Lingkungan di Tiongkok |
|
|---|
| Muslimah Tiongkok Menginspirasi, Padukan Nilai-nilai Islam dengan Budaya Lokal |
|
|---|
| Suara Senyap Islam di Xinjiang |
|
|---|
| Muslim Tiongkok Cinta Kepada Negara Atas Dasar Agama |
|
|---|
| Beijing dan Dongsi: Simbol Pluralisme Agama di Negeri Tirai Bambu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Muslim-Hui-Masjid-Beida-Zhengzhou.jpg)