TRIBUN WIKI

Profil Andi Muawiyah Ramly, Politisi PKB yang Sebut Dedi Mulyadi Gubernur Lambe Turah

Andi Muawiyah Ramly adalah Anggota DPR RI dari Fraksi PKB. Ia disorot usai menyebut Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Lambe Turah.

|
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Instagram @amure_real
LONTARKAN KRITIK- Andi Muawiyah Ramly, Anggota Komisi X DPR RI mengkritik Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Ia menyebut Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Lambe Turah. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Andi Muawiyah Ramly, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tengah jadi sorotan warganet.

Sebab, Andi Muawiyah Ramly menyebut Gubernur Jawa Barat sebagai Gubernur Lambe Turah.

Lambe Turah merupakan bahasa Jawa yang terdiri dari dua kosa kata, 'lambe' dan 'turah'.

Lambe artinya mulut, sedangkan turah artinya bisa banyak, berlebihan, atau tidak terkendali.

Secara harfiah, 'lambe turah' berarti mulut yang berlebihan atau banyak bicara (biasanya dalam arti negatif).

Baca juga: Profil Irjen Didik Agung Widjanarko, Penyidik KPK yang Kini Jabat Kapolda Sultra

Adapun sebab musabab Andi Muawiyah Ramly menyebut Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Lambe Turah karena yang bersangkutan dituding tidak mau mengirimkan perwakilan dari Jawa Barat dalam event Festival Olahraga Nasional (Fornas) di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Fornas diadakan oleh KORMI (Komite Olahraga Masyarakat Indonesia).

Andi Muawiyah Ramly membanding-bandingkan sikap Dedi Mulyadi ketika menangani anak nakal.

Dedi, kata Andi, rela mengeluarkan ongkos untuk mendidik anak nakal di barak militer.

Sedangkan untuk event olahraga, Dedi dituding tidak mau mengirimkan utusan. 

Baca juga: Profil Honesti Basyir Digadang Jadi Dirut PT Telkom, Pernah Diperiksa Jaksa Kasus Alat Tes Covid

"Kalau Pak Dedi Mulyadi, Gubernur Lambe Turah, macem-macem, dia mengatakan saya akan mengongkosi seluruh UMKM sepuluh juta, kalau dia bisa vasektomi. Masa untuk penyelenggaraan Kormi tidak bisa mengutus utusan?" katanya saat rapat dengar pendapat bersama KORMI, Rabu (21/5/2025) dikutip dari Tribun Jabar.

"Masa dia bisa mengongkosi anak nakal untuk dididik di Kodam Siliwangi tapi untuk utusan Kormi ke NTB tidak mampu melakukan itu? Naif sekali gubernur ini, sangat naif. Makanya kita gugat di forum ini. 'Hey Pak Dedi silakan utus Kormi Jawa Barat ke NTB," ujarnya. 

Merespon sebutan Gubernur Lambe Turah, Dedi Mulyadi tampak santai.

Ia tak perduli dengan label Gubernur Lambe Turah yang diucapkan oleh Andi Muawiyah Ramly.

Baca juga: Profil Bimo Wijayanto Calon Dirjen Pajak Bergelar Doktor Lulusan Kampus Australia

"Aing aya nu mere gelar deui anggota DPR, ka aing nyebutkeun 'Gubernur Lambe Turah'. (Ada lagi yang memberikan julukan kepada saya seorang anggota DPR. Dia menyebut saya sebagai 'Gubernur Lambe Turah'," kata Dedi dalam acara Abdi Nagri Nganjang Ka Warga Edisi 8 di Desa Panjalin Kidul, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Rabu (21/5/2025) malam, dikutip dari Tribun Cirebon.

Dedi Mulyadi mengaku tidak ambil pusing dengan julukan tersebut.

Bahkan, Dedi menyebut, tren saat ini banyak orang yang suka ikut-ikutan 'Lambe Turah'.

"Keun bae Aing mah disebut 'Gubernur Lambe Turah' ge, da rata-rata jelma sok hayang asup ka 'Lambe Turah'. (Tidak apa-apa saya dijuluki 'Gubernur Lambe Turah' karena saat ini rata-rata orang ikut 'Lambe Turah'," kata Dedi Mulyadi dengan santai dan tawa.

Baca juga: Profil Adjani Zahra, Pevoli Wanita Berbakat Anak Artis Senior Paquita Widjaja, Cucu Mantan Petenis

"Bener teu? (Betul tidak)," tanya Dedi kepada ribuan masyarakat Majalengka yang hadir malam tersebut.

"Bener (Betul)," jawab masyarakat.

Menurut Dedi, julukan apapun kepadanya tidak penting. Dedi menyatakan yang lebih penting itu adalah janji politik dan program kerjanya sebagai gubernur dapat teralisasi dan cita-cita mensejahterakan masyarakat dapat terwujud.

"Edek dibere gelar gubernur naon wae ge teu penting, nu penting mah naon nu di janjikeun ka rakyat di wujudkeun. (Julukan apapun kepada saya tidak penting, yang penting janji saya kepada rakyat dapat terwujud," ujar Dedi.

"Betul tidak," tanya Dedi lagi dalam Bahasa Sunda ke masyarakat.

"Betul," jawab mereka.

Baca juga: Profil Simon Tahamata, Eks Pemain Ajax Amsterdam yang Kabarnya Bakal Gabung ke Timnas Indonesia

Arti Kata Lambe Turah

Lambe turah adalah istilah dalam bahasa Jawa yang terdiri dari dua kata, yaitu “lambe” yang berarti bibir atau mulut, dan “turah” yang berarti berlebihan atau kelebihan.

Secara harfiah, lambe turah berarti “bibir yang berlebihan”, tetapi makna yang berkembang di masyarakat adalah seseorang yang terlalu banyak bicara, khususnya dalam konteks membicarakan urusan atau aib orang lain, atau dikenal juga sebagai tukang gosip.

Baca juga: Mengenal Rekening Dormant yang Diblokir oleh PPATK, Begini Cara Mengembalikannya

Istilah ini sering digunakan untuk menyebut orang yang suka mengumbar rahasia, menambah-nambahkan informasi, atau membicarakan sesuatu secara berlebihan tanpa memikirkan dampaknya.

Konotasi lambe turah umumnya negatif, karena perilaku seperti ini dapat menimbulkan fitnah, salah paham, dan merusak hubungan antarindividu.

Dalam perkembangannya, istilah lambe turah juga populer di media sosial, salah satunya digunakan sebagai nama akun gosip yang memiliki banyak pengikut dan dikenal aktif membagikan informasi seputar selebritas dan fenomena populer.

Meskipun akun-akun seperti ini kadang menyajikan konten hiburan, tetap saja ada risiko penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan hoaks.

Baca juga: Mengenal Biksu Thudong yang Lakukan Perjalanan Ribuan Kilometer Menuju Borobudur Indonesia

Dari segi norma, perilaku lambe turah tidak dianjurkan karena bertentangan dengan nilai kesopanan, kejujuran, dan kehati-hatian dalam berbicara.

Membicarakan urusan orang lain secara berlebihan atau mengumbar gosip dapat merugikan pihak lain dan berpotensi menimbulkan konflik.

Dalam berbagai ajaran agama dan budaya, menjaga lisan sangat ditekankan untuk menjaga keharmonisan sosial.

Namun, istilah lambe turah sendiri tetap digunakan dalam percakapan sehari-hari—baik sebagai sindiran maupun sebagai istilah populer di komunitas daring—dengan catatan bahwa perilaku yang dimaksud tetap dihindari secara norma sosial dan etika.

Jadi, meskipun istilahnya sering dipakai, perilaku “lambe turah” sebaiknya jangan dijadikan kebiasaan.(raytribun-medan.com)

Profil Andi Muawiyah Ramly

Drs. H. Andi Muawiyah Ramly, M.Si adalah politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ia saat ini duduk di Komisi X DPR RI.

Andi Muawiyah Ramly lahir di Watampone, Sulawesi Selatan, 10 Oktober 1957.

Ia memiliki istri bernama A. Hadijah Pandita dan memiliki tiga orang anak.

Pada Pileg 2024 lalu, Andi Muawiyah Ramly maju dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan II (Kab. Barru, Kab. Bone, Kab. Bulukumba, Kab. Maros, Kab. Pangkep, Kab. Soppeng, Kab. Wajo).

Diketahui, ia menyandang gelar S1 Filsafat dar IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lulus pada tahun 1983.

Baca juga: Profil Komjen Purn Jusuf Manggabarani, Eks Wakapolri Meninggal Dunia, Lama Berkiprah di Brimob

Andi kemudian melanjutkan pendidikannya dan meraih gelar S2 Pemerintahan di Universitas Krisnadwipayana (lulus 2016).

Sebelum menjadi Anggota DPR RI seperti sekarang ini, Andi Muawiyah Ramly pernah bekerja sebagai pegawai di kementerian Agama Republik Indonesia.

Ia juga pernah menjadi Tim Ahli Wakil Ketua DPR-RI (1999–2004).

Lalu, Andi juga sempat menjadi Staf Ahli Ketua DPR-RI/MPR-RI (2004–2009) dan Staf Khusus Kementerian PDT (2009–2013).

Pada 2013, ia menjadi Anggota DPR RI dari jalur PAW (Dapil Jawa Timur).

Baca juga: Profil Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Thailand Lulusan Inggris dari Keluarga Politisi

Kemudian, pada medio 2014-2016, Andi sempat tercatat sebagai Komisaris Bulog Pusat.

Dari 2016 hingga 2019, Andi pernah juga dipercaya menjabat sebagai Komisaris PT Petrokimia Gresik.

Saat ini, ia pun menjabat sebagai Anggota DPR RI (Dapil Sulawesi Selatan II).

Riwayat Organisasi

  • Ketua IP NU Watampone (1971–1972)
  • Ketua Rayon PMII Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga (1976)
  • Ketua Komisariat PMII IAIN Sunan Kalijaga (1978)
  • Ketua PC PMII Yogyakarta (1980–2004)
  • Wakil Sekretaris Jenderal PP Gerakan Pemuda Ansor (1984–1986)
  • Ketua PB PMII Jakarta (1984–1988)
  • Ketua PP Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (1988–sekarang)
  • Sekretaris Jenderal PCNI
  • Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila Kota Parepare
  • Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB
  • Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB (2014–2019, 2019–2024)

(raytribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved