Ibadah Haji 2025

20 Tahun Berjuang, Pasutri Pedagang Pisang Goreng Asal Serdang Bedagai Akhirnya Naik Haji

Kisah mereka membuktikan bahwa kerja keras, kesabaran, dan doa bisa mengantarkan mimpi menjadi nyata.

DOK HUMAS KEMENAG
IBADAH HAJI: Fadli Hariadi (52) dan Arbainah (48), pasangan suami-istri asal Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) saat di Embarkasi Medan, Sabtu (17/5/2025). Perjuangan 20 tahun untuk bisa berangkat haji, menabung dari jualan goreng pisang. (DOK HUMAS KEMENAG) 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menjadi tamu Allah di Tanah Suci adalah impian setiap Muslim. Namun, bagi Fadli Hariadi (52) dan Arbainah (48), pasangan suami-istri asal Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), perjalanan mewujudkan mimpi itu penuh perjuangan.

Selama 20 tahun, mereka setia berjualan pisang goreng di pinggir jalan demi mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk naik haji. 

Kini, setelah bertahun-tahun menabung dan 12 tahun menunggu panggilan porsi haji, pasangan ini akhirnya bisa berangkat ke Tanah Suci sebagai bagian dari Kloter 14 Embarkasi Medan. 

Sejak 2005, Fadli dan Arbainah memulai usaha kecil-kecilan dengan berjualan pisang goreng di tenda bongkar pasang.

Setiap hari, dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, mereka bekerja tanpa hari libur. "Kalau sudah terlalu lelah, baru kami istirahat," kata Fadli saat di Embarkasi Medan, Sabtu (17/5/2025). 

Pendapatan mereka tak selalu stabil. "Terkadang ramai, sering juga sepi, apalagi di kondisi ekonomi sekarang. Tapi kami jalani dengan sabar karena yakin rezeki sudah diatur Allah," ujarnya. 

Tak hanya berjuang melawan kerasnya kehidupan, pasangan ini juga harus membesarkan dua anak di tengah kesibukan berjualan. Ardiah, sang istri, mengenang masa-masa sulit saat anak mereka masih bayi.

"Saya menggendong anak sambil mengayunkan buaian di ranting pohon dekat tempat jualan. Anak kami besar di jalan," kenangnya sambil tersenyum. 

Mimpi naik haji tak pernah pudar. Sedikit demi sedikit, mereka menyisihkan uang hasil jualan. Pada 2013, mereka mendaftar talangan haji sebesar Rp25 juta untuk mendapatkan nomor porsi.

"Alhamdulillah, setelah 12 tahun menunggu, akhirnya kami bisa berangkat," ucap Fadli dengan mata berkaca-kaca. 

Sebelumnya, pasangan ini sempat menunaikan umrah sebagai pembuka jalan. Namun, haji tetap menjadi puncak impian mereka. 

Di Tanah Suci nanti, Fadli dan Arbainah bertekad memaksimalkan ibadah. Mereka ingin mendoakan keluarga dan orang-orang yang belum berkesempatan haji agar suatu hari bisa menyusul.

"Kami berharap diberi kesehatan, kemudahan, dan yang terpentung, haji yang mabrur," ujar Ardiah. 

Kisah mereka membuktikan bahwa kerja keras, kesabaran, dan doa bisa mengantarkan mimpi menjadi nyata.

Meski hanya berjualan pisang goreng di pinggir jalan, tekad mereka tak pernah surut.

Seperti kata Fadli, "Jika Allah berkehendak, tidak ada yang mustahil”.

 

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved