Berita Viral

TNI Ungkap Penyebab 9 Warga Tewas Kena Ledakan Amunisi, Aparatur Desa:Kami Tak Terima Disebut Mulung

TNI mengungkapkan perkembangan terbaru dari kasus kematian 13 orang akibat ledakan amunisi kadaluwarsa.

|
Tangkapan Layar
LEDAKAN AMUNISI KEDALUWARSA- Rustiawan sebelum tragedi ledakan maut di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025). 

Lebih lanjut, jenderal TNI bintang dua tersebut menyampaikan, kekuatan amunisi yang sudah kedaluwarsa juga tidak bisa diperkirakan.

“Ya namanya amunisi sudah kadaluwarsa, ini kan tidak bisa kita perkirakan. Artinya juga isiannya apakah masih sesuai dengan yang memang seharusnya ada, atau pemantiknya juga masih sesuai dengan yang memang sudah sesuai prosedurnya,” ujarnya.

“Nah ini nanti yang kita akan dalami kenapa bisa terjadi seperti ini. Namanya juga amunisi bekas, itu pasti ada yang sudah tidak sesuai dengan apa yang seharusnya,” tambahnya.

Salah satu warga Desa Sagara, Andi (54) mengatakan, pemusnahan amunisi biasanya menjadi “berkah” bagi warga di sekitar lokasi kejadian.

Sebabnya, sisa-sisa logam amunisi yang sudah dimusnahkan dapat dijual sebagai rongsokan lalu menghasilkan uang.

Andi mengatakan, TNI sudah melakukan dua kali pemusnahan amunisi kedaluwarsa pada bulan ini, tepatnya Selasa (6/5/2025) dan Senin (12/5/2025).

Namun, salah satu agenda pemusnahan menjadi petaka setelah terjadi ledakan tidak terduga yang menewaskan empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.

“Biasanya (pemusnahan amunisi) jadi berkah dan sekarang malah jadi musibah,” kata Andi dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

“Lalu, tidak berselang lama, banyak ambulans datang ke lokasi. Saya pikir itu suara ledakan biasa terjadi. Tapi, mendengar informasi ternyata banyak korban meninggal,” sambungnya.

Aparatur Desa Sebut Warga Biasa Dipanggil Bantu TNI

Sebanyak 13 orang tewas dalam ledakan pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Senin (12/5/2025). 

Korban jiwa ini disebukan lantaran warga berebut selongsong. 

Selongsong amunisi kadaluwarsa ini biasa diambil warga untuk dijual lagi ke penampung besi tua. 

Namun hal ini dibantah oleh Doni David, aparatur Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

Menurut David, TNI memang melibatkan warga dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa tersebut.

Keterangan tersebut disampaikan Doni menanggapi video berdurasi 44 detik yang menampilkan korban Rustiawan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved