Medan Terkini

Kompolnas Minta Gubsu Antisipasi Tawuran di Belawan, Ini Respon Bobby Nasution

Gubernur Sumut Bobby Nasution menyoroti permasalahan kematian seorang remaja bernama Muhammad Syuhada (15) yang diduga tewas.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
TAWURAN BELAWAN: Gubernur Sumut Bobby Nasution saat diwawancarai seusai menghadiri acara di USU, Selasa (6/5/2025). Bobby merespon soal permintaan Kompolnas yang ingin pemerintah untuk antisipasi tawuran di Belawan. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumut Bobby Nasution menyoroti permasalahan kematian seorang remaja bernama Muhammad Syuhada (15) yang diduga tewas akibat tertembak peluru Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan karena terlibat tawuran.

Menurut Bobby Nasution,bukan hanya Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) saja  yang mendesak pihaknya untuk mengantisipasi tawuran di Belawan. 

Selain itu,  kata Bobby Nasution,banyak juga yang mendesak dirinya untuk menerapkan  antisipasi tawuran dengan menerapkan program  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang menginstruksikan remaja terlibat tindakan kriminal atau kenakalan berat dibawa ke barak militer untuk mendapatkan pendidikan dan pendisiplinan  

"Masalah tawuran sebenernya yang ingin kita sampaikan,dari kemarin banyak yang mendesak agar menerapkan program  Gubernur Jawa (antisipasi kenakalan remaja  terlibat kriminal atau kenakalan berat di bawa ke barak militer untuk pendisiplinan)," jelasnya usai menghadiri kegiatan di Universitas Sumatera Utara (USU), Selasa (6/5/2025).

Dikatakannya, bukan ia tidak ingin menerapkan program Gubernur Jabar. Tetapi,  permasalahan Belawan tawuran ini sudah sering terjadi dan sudah dibuat program beragam antisipasi.

"Kalau soal belawan sebenernya kalau kita di sana di Medan (waktu menjabat sebagai Wali Kota Medan)  sudah pernah buat  program yang serupa di Jabar, nama programnya Pemuda Bela Negara (PBN)," jelasnya

Bahkan, kata Bobby program tersebut hanya dikhususkan untuk Medan Bagian Utara. 

"Itu khusus medan bagian utara udah pernah kita latih bahkan setahun. Jadi mereka di latih sama Kodim hingga Angkatan Laut juga melatih mereka, tujuannya agar tidak terjadi tawuran," ucapnya 

Hanya saja, kata Bobby yang membuat maraknya tawuran di Belawan adalah tingginya pengguna narkoba di daerah tersebut.

"Tapi yang perlu sama-sama didasar dari semua ini,adalah penyalahgunaan narkobanya. Ayok sama-samalah (kita basmi narkoba). Sebab, penyalahgunaan narkobanya yang harus bisa sama sama kita lakukan dari struktur paling utama ya narkobanya maka harus bisa  kita berantas,"jelasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Inspektur Pengawas Umum Polri turut serta melakukan investigasi soal kematian seorang remaja bernama Muhammad Syuhada (15) yang diduga tewas akibat tertembak peluru Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan.

Kompolnas akan melakukan verifikasi secara langsung kepada keluarga korban, korban dan mencari beberapa saksi kejadian lainnya.

Komisioner Kompolnas Choirul Anam mengatakan langkah ini untuk investigasi kasus yang melibatkan Perwira Polisi dengan warga sipil.

Data yang didapat Kompolnas nantinya akan dibandingkan dengan temuan maupun hasil penyelidikan yang dilakukan Polda Sumut

"Kami akan verifikasi juga, bandingkan dengan bukti-bukti yang lain dan sebagainya lah. Itu kami sedang memulainya,"kata Komisioner Kompolnas Choirul Anam, Selasa (6/5/2025).

Anam mengatakan Kompolnas memuji langkah Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto yang sudah menonaktifkan jabatan Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan, setelah meminta persetujuan Mabes Polri.

Menurutnya, penonaktifan ini memiliki manfaat yang besar karena mempermudah Kompolnas dan lembaga lain melakukan investigasi.

Sebab, jika tidak dinonaktifkan, dikhawatirkan bisa menggangu.

Selain itu, yang membuatnya memuji Kapolda, karena memerintahkan seluruh jajarannya yang ikut serta mengusut penembakan harus terbuka kepada Kompolnas.

Dengan demikian, ketika Kompolnas meminta data, akan mudah karena sudah mendapat pesan ataupun perintah langsung.

"Menurut saya itu satu langkah yang positif jaminan bahwa memang proses ini diharapkan memang ada akuntabilitas dan transparansinya." ucapnya.
Sebelum terbang ke Sumatera Utara untuk investigasi kematian remaja yang diduga tertembak peluru 

Kapolres Pelabuhan Belawan, Kompolnas sudah melakukan riset permasalahan di wilayah Belawan yang dikenal zona merahnya Kota Medan.

Ia menilai, tawuran antar remaja di wilayah Polres Belawan yang terus terjadi merupakan permasalahan sosial.

Artinya, bukan hanya Polisi yang harus bekerja menuntaskannya.

Peran Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Wali Kota Medan Rico Tri Putra Waas diminta berperan karena tawuran permasalahan sosial, yang kemudian masuk ranah pidana.

Ketika sudah berlangsung la Polisi mulai bergerak, membubarkan, bahkan menangkap.

Namun pemerintah daerah juga harus berperan bagaimana permasalahan sosial tersebut bisa teratasi, bukan hanya mengandalkan Polisi.

Kedepannya, Kompolnas berharap bisa bertemu dengan Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Wali Kota Medan Rico Tri Putra Waas untuk menyelesaikan permasalahan di Belawan.

"Saya bilang begini, kalau soal problem sosial, eh polisi punya batasan, punya kewenangan dan sebagainya. Memang dalam konteks problem sosial, polisi bisa hadir disitu di ujung ketika ada kekerasan, ada ancaman terhadap masyarakat, ketertiban masyarakat. Tapi menyelesaikan ini ya enggak cukup polisi, harus bareng-bareng,"kata Choirul Anam.

"Nah, itu sebenarnya tugasnya Pemprov, Pak Wali Kota atau Bupati atau bahkan juga pemerintah secara keseluruhan," jelasnya.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved