Musim Kemarau 2025
Sumatera Utara Berpotensi Alami Musim Kemarau 2025, Ini yang Mesti Diwaspadai
BMKG memprediksi awal musim kemarau akan terjadi pada akhir April 2025. Sumatera Utara termasuk wilayah yang akan terdampak kemarau.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau 2025 akan terjadi secara bertahap mulai akhir April hingga Juni mendatang.
Beberapa wilayah yang terdampak musim kemarau 2025 satu diantaranya adalah Sumatera Utara.
Dikutip dari laman bmkg.go.id, pada, April-Mei 2025, risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) umumnya rendah, namun beberapa area di Riau, Sumatra Utara, dan NTT menunjukkan risiko menengah hingga tinggi.
Baca juga: Waspadai Musim Kemarau, Lakukan 8 Hal Berikut untuk Jaga Kesehatan Tubuh
Pada Juni 2025, peningkatan signifikan risiko karhutla di Riau (41,5 persen wilayah berisiko tinggi), Sumatera Utara, Jambi, dan sekitarnya.
Dikutip dari KompasTV.com, Juli-September 2025, risiko karhutla meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung menjadi wilayah dengan potensi risiko tertinggi.
Lantas, apa saja yang mesti diwaspadai dalam menghadapi musim kemarau 2025?
Ancaman yang Perlu Diwaspadai
-
Musim kemarau sering menyebabkan berkurangnya pasokan air bersih karena sumber air seperti sungai, danau, dan sumur mengalami penurunan debit atau bahkan mengering. Hal ini bisa mengganggu kebutuhan sehari-hari, pertanian, dan peternakan. -
Kondisi tanah dan vegetasi yang kering meningkatkan risiko kebakaran hutan, lahan, maupun kebakaran di lingkungan pemukiman. Kebakaran bisa terjadi akibat pembakaran sampah, puntung rokok, atau percikan api yang kecil sekalipun. -
Udara kering dan banyaknya debu saat musim kemarau dapat memicu infeksi saluran pernapasan, ISPA, alergi, serta iritasi mata dan kulit. Risiko dehidrasi juga meningkat karena suhu panas dan kurang minum air. -
Kekurangan air dapat mengganggu aktivitas pertanian dan menyebabkan penurunan hasil panen, sehingga berpotensi menimbulkan krisis pangan di beberapa wilayah.
-
Gunakan air secukupnya, hindari pemborosan, dan manfaatkan air hujan yang ditampung selama musim hujan sebagai cadangan. -
Minum air yang cukup agar tidak dehidrasi, konsumsi makanan bergizi, gunakan pelindung seperti masker dan tabir surya saat beraktivitas di luar, serta cuci tangan secara rutin. -
Kenakan pakaian ringan, topi, kacamata hitam, dan hindari aktivitas berat di luar ruangan pada siang hari. -
Jangan membakar sampah sembarangan, hindari membuang puntung rokok di tempat kering, dan bersihkan lingkungan dari ranting atau daun kering yang mudah terbakar. -
Buat tandon atau penampungan air, dan pastikan penutupnya rapat agar air tetap bersih. -
Gunakan masker saat udara berdebu dan, jika memungkinkan, gunakan humidifier di dalam rumah untuk menjaga kelembapan udara.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, risiko dampak buruk musim kemarau dapat diminimalisir dan kebutuhan sehari-hari tetap terpenuhi secara aman dan sehat.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-kemarau-parah.jpg)