Medan Terkini

Niken: Ini Refleksi Saya sebagai Anak Petani, Bacakan Puisi saat Aksi Buruh Depan Kantor DPRD Sumut

Seorang perempuan berbaju hitam dan menggunakan topi pink ini dengan lantang membacakan sebuah puisi yang berisi kritikan.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Abdan Syakuro

Dalam orasinya aksi massa menegaskan hari buruh sebagai pengingat masih banyaknya hak-hak para pekerja yang belum diberikan oleh perusahaan.

Salah satunya tentang maraknya pemutusan hubungan kerja yang dilakukan sepihak oleh perusahaan.

Dedi Sanjaya Koordinator Aksi menyampaikan, sejauh ini nasib buruh di Indonesia masih jauh dari kata sejahtera.

"Kesejahteraan para buruh, dan juga perlindungannya masih sangat minim sekali. Karena itu kami mengajak agar Negara peduli terhadap nasib buruh," kata Dedi.

Seperti kasus buruh pabrik kepala sawit yang ada di Asahan. Dedi mengatakan, sejumlah buruh dipecat karana berserikat dan menuntut hak yang layak kepada perusahaan.

"Seperti yang ada di Asahan sejumlah buruh di PHK karena berserikat sehingga mereka kehilangan pekerjaannya," ujar Dedi.

Dalam peringatan hari buruh tahun ini, Dedy dan buruh lainnya mengharapkan kehadiran Negara.

Salah satunya dengan membentuk Tim Independen yang dapat melindungi hak-hak buruh.

Dedi berharap, Negara tidak kalah dengan pemilik modal dengan membiarkan segala bentuk pelanggaran yang terjadi terhadap buruh di Indonesia.

"Kami ingin Negara membuat Satgas Perlindungan Buruh. Sehingga hak-hak para buruh terlindung. Karena menurut kami sangat jauh kali kehadiran Pemerintah saat ini, itu sebabnya kami terus turun aksi massa setiap peringatan hari buruh," jelasnya.

Diketahui, sebuah replika kepala babi bertengger didepan gerbang DPRD Sumut.

Sebagai perwujudan kekuasaan dan kuatnya cengkraman penguasa dalam menindas kaum buruh.

(CR5/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved