Berita Viral

Sosok Zaenal Mustofa Pengacara Ribut soal Ijazah Jokowi Malah Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen

Sosok pengacara Zaenal Mustofa jadi sorotan.  Zaenal Mustofa kini berstatus tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen.

|
Editor: Salomo Tarigan
ARSIP Tribun Jateng/Muhammad Sholekan
PENGACARA JADI TERSANGKA: Pengacara Zainal Mustofa (ZM) (kiri) bersama Zainal Abidin memberi keterangan t kasus penganiaan dan perusakan sebuah rumah di Gilingan, Banjarsari di Mapolresta Solo, Senin (15/2/2021). Zaenal Mustofa merupakan pengacara yang tergabung dalam tim Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM) yang melaporkan Jokowi terkait tudingan menggunakan ijazah palsu. Polres Sukoharjo, AKP Zaenudin, saat dikonfirmasi pada Rabu (23/4/2025) menyatakan Zainal Mustofa sudah jadi tersangka kasus pemalsuan dokumen 

Pieter menyebut narasi mengenai ijazah palsu itu diangkat seolah-olah sebagai skandal besar yang ditutup-tutupi. 

“Tuduhan ini bukan semata tentang keabsahan sebuah ijazah. Ia mencerminkan krisis yang lebih dalam: kegagalan sebagian elite politik dan segmen masyarakat dalam memaknai demokrasi dan cara beroposisi secara sehat,” katanya seperti dilansir Antara, Rabu (23/4/2025).

 Mantan Ketua Komisi III DPR ini menekankan, masyarakat perlu melihat lebih jernih penyebab di balik munculnya narasi tersebut.

Ia mendorong publik untuk berpikir rasional agar demokrasi tidak mengalami erosi dari segi nalar dan etika, terlebih di era informasi yang sangat mudah diakses.

“Klarifikasi demi klarifikasi telah disampaikan. Wakil rektor UGM bahkan menyebutkan secara gamblang tahun masuk, tahun lulus, hingga judul skripsi Jokowi. Namun, sebagian pihak terus menggulirkan isu ini dengan nada insinuatif,” ujarnya.

Ia mengutip prinsip hukum “actori incumbit probatio”, yang berarti bahwa siapa yang menuduh, dialah yang harus membuktikan. Pieter menilai, tuduhan tanpa dasar kuat tidak lebih dari sekadar fitnah.

 Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan bahwa narasi tersebut bisa berdampak luas, termasuk mengikis kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan, menciptakan ketidakpastian politik nasional, serta merugikan iklim investasi.

“Tidak sedikit investor asing yang menjadikan kepastian hukum dan stabilitas politik sebagai parameter utama. Ketika narasi-narasi seperti ini terus dikapitalisasi tanpa kendali, dampaknya bukan hanya politik domestik, tapi juga reputasi Indonesia di mata dunia,” ucapnya.

Menurutnya, aksi-aksi publik yang menyuarakan isu ijazah palsu kerap dikemas dengan semangat keterbukaan, tetapi minim bukti baru.

“Yang justru muncul adalah nada agitasi, provokasi, dan seruan-seruan yang berpotensi menjerumuskan bangsa ke dalam kubangan instabilitas,” katanya. 

Ia pun mendorong aparat penegak hukum agar bersikap lebih tegas dalam menangani isu tersebut dan mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam narasi politik yang bersifat remeh-temeh.

“Demokrasi Indonesia tidak boleh direduksi menjadi panggung fitnah. Ia (demokrasi) harus menjadi ruang dialektika gagasan dan integritas. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” demikian Pieter.

Jokowi Akan Laporkan 4 Orang

Jokowi sebelumnya turun gunung untuk menanggapi polemik lama yang kembali mencuat, yakni tudingan ijazah palsu yang ditujukan kepadanya.

 Pada Selasa (22/4/2025), Jokowi terbang dari Solo ke Jakarta untuk menemui tim hukumnya hanya untuk membahas kasus ijazah palsu yang menurutnya sudah melewati batas.

"Nanti semuanya tolong ditanyakan kepada tim kuasa hukum saya, silakan," ucap Jokowi singkat selepas pertemuan di sebuah restoran di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa sore.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved