Breaking News

Sumut Terkini

Setelah Viral di Medsos, Satu Tersangka Penganiayaan di Napasengkut Diringkus Polres Pakpak Bharat

Setelah viral di media sosial, Sat Reskrim Polres Pakpak Bharat akhirnya meringkus JB (55) tersangka penganiayaan keluarga Mantrina Banurea.

|
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PELAKU PENGANIAYAAN: Tersangka JB, abang dari ayah korban yang melakukan penganiayaan diringkus Sat Reskrim Polres Pakpak Bharat. JB diringkus usai kasus tersebut viral di media sosial, Kamis (17/4/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, SALAK - Setelah viral di media sosial, Sat Reskrim Polres Pakpak Bharat akhirnya meringkus JB (55) tersangka penganiayaan keluarga Mantrina Banurea yang terjadi di Dusun Napasengkut Desa Salak II Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat, Kamis (17/4/2025).

Kanit Pidum Sat Reskrim Polres Pakpak Bharat, Bripka Suparman mengatakan, JB diringkus saat berada dikediamannya.

"Iya bang. Semalam sudah diamankan," ujarnya.

Sementara itu, kuasa hukum korban, Aliando Boangmanalu mengapresiasi penangkapan yang dilakukan Sat Reskrim Polres Pakpak Bharat.

Kendati demikian, pihak keluarga meminta agar tersangka lainnya yakni M br B dan MB turut diamankan yang juga melakukan penganiayaan.

"Tentu kami berharap agar kasus tersebut dilaksanakan sesuai Undang - Undang yang berlaku, "tutupnya.

Diberitakan sebelumnya, Satu keluarga di Desa Napasengkut Kecamatan Salak Kabupaten Pakpak Bharat mendapat penganiayaan oleh abang kandung dari ayahnya kandungnya berinisial JB.

Adapun korban berjumlah 4 orang, yang terdiri dari seorang ibu, Nurli Boangmanalu (51), dan ketiga anaknya yakni Mantrina br Banurea (28), Jeky Banurea (26), dan Nope Handayani br Banurea (22).

Kepada Tribun Medan, Mantrina mengatakan kejadian berawal saat JB membongkar pagar ladang yang terbuat dari bambu di belakang rumah keluarga Mantrina pada hari Jumat, 4 April 2025.

Mantrina menyebut, pagar itu dipasang agar hewan ayam tidak merusak tanaman sayur yang ditanami di perladangan tersebut.

"Bapak uda (paman) kami ini nanya, kenapa di pagari ladang itu. Terus kami bilang, ya biar tidak di makan sama ayam atau hewan lainnya, " ujarnya, Senin (14/4/2025).

Usut punya usut, ladang tersebut merupakan warisan dari keluarga yang diserahkan kepada keluarga Mantrina. Namun, JB yang masih bagian dari keluarga kandung mereka, selalu membuat ulah.

Permasalahan pagar ladang itu pun membuat cekcok antara keluarga Mantrina dengan keluarga JB. Saat itu, sang adik, Jeki Banurea keluar dari belakang rumah, sehingga adu mulut pun semakin panas.

Tak lama kemudian, JB melemparkan batu hingga melukai punggung sebelah kanan Jeki.

Tak terima dengan hal itu, pihak keluarga Mantrina pun memutuskan untuk membuat laporan ke Polres Pakpak Bharat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved