Paskah Nasional 2025

Pemko Gunung Sitoli akan Mengenang 3 Misionaris di Paskah Nasional 2025

Pemko Gunung Sitoli menyambut Panitia Paskah Nasional 2025 dengan Simbi Jambar, daging babi sebagai bentuk kehormatan dalam budaya Nias

|
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Ayu Prasandi
Doc. Panitia
SIMBI JAMBAR - Wali Kota Gunungsitoli Sowa’a Laoli dan Wakil Wali Kota Martinus Lase menyambut Panitia Paskah Nasional 2025 dengan Simbi Jambar, daging babi sebagai bentuk kehormatan dalam budaya Nias, Kamis (3/4/25). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Wali Kota Gunungsitoli Sowa’a Laoli dan Wakil Wali Kota Martinus Lase menyambut Panitia Paskah Nasional 2025 dengan Simbi Jambar, daging babi sebagai bentuk kehormatan dalam budaya Nias, Kamis (3/4/25).

Pemko Gunung Sitoli juga memastikan kesediaan diri bertanggung jawab dalam pelaksanaan Paksah Nasional di Pulau Nias.

"Kita terhormat dan berterima-kasih sudah bersedia menjadi penanggung jawab acara," ucap Ketua Pelaksana Panitia Paskah Nasional 2025, Landen Marbun, kepada wartawan Tribun Medan, Kamis (3/4/2025).

Landen mengatakan jika Pulau Nias masuk dalam destinasi Napak Tilas Misionaris pada tanggal 24-26 April 2025.

"Tanggal 25 April 2025 akan ada Ibadah Raya serentak di beberapa tempat termasuk di Pulau Nias," tuturnya.

Mantan Ephorus Gereja BNKP, Pdt, Dr. Tuhoni Telaumbanua, menyebutkan jika misionaris masuk ke  Pulau Nias pada zaman kolonial Belanda melalui satu (periode misi) di tiga lokasi utama yang dikerjakan oleh Misionaris Denginger  membangun stasiun Gunungsitoli pada tahun 1865.

Misionaris Thomas membangun Ombolata Stasiun pada tahun 1873 dan Misionaris H. Sunderman  membangun Stasiun Ke 3 di Dahana pada tahun 1883.

Ia pun mengapresiasi Panitia termasuk putra asli Nias Pdt Berkat Laoly dan Pdt Suardin Gaurifa yang memasukan Nias dalam destinasi Napak Tilas Paskah Nasional 2025.

Data dihimpun Tribun Medan, Ludwig Denninger tiba di Pulau Nias Tahun 1865 dan disebut Rasul pertama di Pulau Nias.

Ludwig Denninger juga tokoh pertama yang menerjemahkan Akitab ke Bahasa Nias.

KRISTENISASI TANAH KARO - Panitia Paskah Nasional 2025 mengunjungi GBKP Buluhawar, Senin (17/2/2025), untuk menelusuri sejarah penyebaran injil di Tanah Karo. Gereja ini adalah tempat ibadah pertama yang ditahbiskan tanggal 24 Desember 1899.
KRISTENISASI TANAH KARO - Panitia Paskah Nasional 2025 mengunjungi GBKP Buluhawar, Senin (17/2/2025), untuk menelusuri sejarah penyebaran injil di Tanah Karo. Gereja ini adalah tempat ibadah pertama yang ditahbiskan tanggal 24 Desember 1899. (Doc. Panitia Paskah Nasional 2025)

Baca juga: Wesly Silalahi Siap Dukung Kegiatan Paskah Nasional 2025 di Pematang Siantar

Baca juga: Makam Munson-Lyman Jadi Titik Awal Napak Tilas Paskah Nasional 2025

Bertaruh Nyawa

Anggota DPR RI, Yasonna Laoly, juga pernah bercerita singkat mengenai proses penginjilan di Pulau Nias.

Misionaris datang ke Nias dengan mempertaruhkan nyawa karena pada saat itu masih ada budaya Mangai Binu: Penggal Kepala.

"Setelah masyarakat mengenal Agama Kristen sudah tidak ada (Manggai Binu). Sewaktu saya kecil mendengar cerita Manggai Binu langsung ketakutan," ucap Yasonna.

"Mereka (misionaris) meninggalkan kehidupan mewah di negaranya hanya untuk mengeluarkan kita dari keterpurukan. Mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mengenalkan kita keselamatan," sambungnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved