Sumut Terkini

Manfaatkan Kekayaan Alam Danau Toba, UMKM Makmur Jaya Hadirkan Kerupuk Ikan Andaliman

UMKM Makmur Jaya berawal dari sebuah kelompok usaha bersama pada tahun 2018 yang diperuntukkan bagi nelayan di pesisir Danau Toba

TRIBUN MEDAN/RISYA
KERUPUK IKAN ANDALIMAN - Kerupuk ikan tilapia dan red devil andaliman menjadi pilihan oleh-oleh khas Danau Toba. Lantaran mudah ditemui di kawasan Danau Toba, kedua varian ikan inipun dimanfaatkan sebagai olahan cemilan. 

TRIBUN-MEDAN.com, PARAPAT - Danau Toba yang merupakan danau vulkanik terbesar di dunia, tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang memukau, tetapi juga menjadi sumber mata pencaharian bagi banyak masyarakat di sekitarnya.

Satu di antara usaha yang berkembang dari kekayaan alam Danau Toba adalah UMKM Makmur Jaya, yang mengolah ikan tilapia dan red devil menjadi kerupuk khas dengan cita rasa andaliman.

Saat ditemui di rumah produksi UMKM Makmur Jaya, Desa Sibaganding, Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, Gustriani Sinaga, seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Makmur Jaya, menjelaskan bahwa pemilihan ikan tilapia dan red devil sebagai bahan utama pembuatan kerupuk lantaran banyak beredar di kawasan Danau Toba.

"Kita memilih ikan tilapia atau ikan nila untuk dikelola karena sangat banyak di sekitaran Danau Toba ini, jadi kita manfaatkan apa yang ada. Begitu pula dengan ikan red devil, sangat banyak di kawasan Danau Toba," ujarnya.

UMKM Makmur Jaya berawal dari sebuah kelompok usaha bersama pada tahun 2018 yang diperuntukkan bagi nelayan di pesisir Danau Toba, khususnya di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

Seiring berjalannya waktu, kelompok tersebut berkembang menjadi koperasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan serta memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.

"Setelah berubah nama dari ‘kelompok’ menjadi ‘koperasi’, kami ingin mengembangkan hasil nelayan yang ada di pesisir ini, agar kami juga ada penghasilan tambahan," tambah Gustriani.

Dalam proses produksi, kerupuk ikan ini dibuat dengan sangat teliti untuk menjaga kualitas dan cita rasa khasnya.

"Untuk proses produksinya, kita olah ikannya terlebih dahulu. Daging ikannya kita giling menggunakan mesin giling daging. Kemudian, kita siapkan bumbunya yaitu bawang putih, ketumbar, andaliman, garam, dan telur agar mengembang ketika digoreng. Lalu dicampurkanlah ikan tilapia, bumbu, dan tepung tapioka,” jelasnya.

Setelah kalis, adonan pun dibentuk lalu dimasukkan ke daun pisang dan dikukus. Jika sudah matang, didinginkan ke dalam freezer kemudian diiris tipis lalu dijemur. Setelah kering, kerupuk siap digoreng kemudian dikemas.

Kerupuk ikan andaliman khas Danau Toba ini telah dipasarkan di warung maupun kafe di kawasan Panatapan Danau Toba. Namun, perjalanan pemasaran produk ini tidak selalu mulus.

"Di awal-awal pemasaran, ada yang bilang kurang asin, kurang penyedap rasa. Jadi kita kembangkan lagi sesuai permintaan konsumen. Kita juga pernah diberi saran untuk mengganti kemasan ketika masih menggunakan yang lama, karena dulu kerupuknya jadi lemau lantaran masih menggunakan bungkusan plastik," ungkap Gustriani.

Ia menjelaskan, pemerintah juga turut serta mendukung perkembangan UMKM Makmur Jaya dengan memberikan berbagai bentuk bantuan dan pendampingan.

"Dari pemerintah cukup mensupport UMKM Makmur Jaya ini, tak jarang pemerintah menanyakan apa yang kami butuhkan. Meskipun memerlukan waktu untuk merealisasikan kebutuhan tersebut," ujarnya.

Meski menghadapi banyak tantangan, seperti persaingan yang ketat, UMKM Makmur Jaya tetap optimis untuk terus berproduksi dan berkembang.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved