Breaking News

Ramadan 2025

Cerita Haritsah Mahasiswa asal Medan Puasa 16 Jam di Turki, Tahun Keempat Lebaran Jauh dari Keluarga

Bagi banyak mahasiswa internasional, Ramadan adalah bulan yang penuh tantangan, terutama karena mereka merayakannya jauh dari rumah dan keluarga.

DOK/HARITSAH MUJAHID
PUASA DI NEGERI ORANG: Haritsah Mujahid, mahasiswa Administrasi Bisnis Istanbul University saat berfoto di Amman, Yordania.Haritsah Mujahid, seorang mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara, telah menjalani Ramadan dan Idulfitri di Turki selama empat tahun. 

TRIBUN-MEDAN.com - Bagi banyak mahasiswa internasional, Ramadan adalah bulan yang penuh tantangan, terutama karena mereka merayakannya jauh dari rumah dan keluarga.

Haritsah Mujahid, seorang mahasiswa asal Medan, Sumatera Utara telah menjalani Ramadan dan Idulfitri di Turki selama empat tahun.

Sebagai mahasiswa Administrasi Bisnis di Istanbul University, Haritsah memiliki pengalaman yang unik dalam menjalani ibadah puasa di negeri yang terkenal dengan dua benua ini.

Dalam wawancaranya, ia berbagi pengalaman dan refleksinya tentang bagaimana hidup dan berpuasa di Turki selama empat tahun terakhir.

Setiap perjalanan ke luar negeri tentu membawa tantangan tersendiri, dan bagi Haritsah, itu adalah pengalaman yang cukup menantang ketika pertama kali tiba di Turki.

"Di awal-awal saya datang ke sini, banyak sekali yang harus disesuaikan, mulai dari bahasa, budaya, hingga ritme kehidupan sehari-hari," kenangnya.

Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi adalah bahasa. Bahasa Turki yang berbeda jauh dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris membuatnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk beradaptasi.

"Saya harus belajar memahami percakapan sehari-hari, apalagi kalau berinteraksi dengan warga lokal yang tidak begitu fasih bahasa Inggris," jelas Haritsah.

Selain bahasa, cuaca di Turki yang ekstrem, terutama pada musim dingin, juga sempat membuatnya terkejut.

Namun, setelah beberapa bulan, ia mulai terbiasa dan belajar menikmati sisi-sisi baru dari kehidupan di luar negeri. Meski ada banyak kesulitan, Haritsah merasa pengalaman ini membantunya tumbuh dan berkembang lebih kuat.

Ramadan pertama yang dijalani Haritsah di Turki terjadi pada tahun 2020, yang juga bertepatan dengan awal pandemi COVID-19.

Situasi yang penuh pembatasan sosial membuat suasana Ramadan terasa sangat berbeda. Banyak kegiatan keagamaan seperti tarawih di masjid dan buka puasa bersama yang dibatasi.

Bahkan banyak masjid yang ditutup sementara waktu, sehingga ia lebih banyak beribadah di rumah. Meskipun demikian, ia tetap bisa merasakan semangat Ramadan meskipun lebih banyak dihabiskan dalam keterbatasan.

Durasi puasa di Turki berbeda jauh dengan di Indonesia. Di Indonesia, durasi puasa relatif stabil sepanjang tahun, sementara di Turki, durasinya sangat tergantung pada musim.

Ketika Ramadan jatuh pada musim panas, durasi puasa bisa mencapai 16 jam atau lebih, sedangkan di musim dingin, durasi puasanya lebih singkat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved