Juventus Dianggap Bunuh Diri Jika Pertahankan Thiago Motta, Dana Rp 3,4 Triliun Terancam sia-sia

Duit setara 3,4 triliun rupiah itu dipakai buat merekrut pemain sesuai harapannya selama dua jendela transfer.

Hasilnya, investasi megah ternyata jauh dari hal yang indah dan terancam sia-sia.

Posisi Thiago Motta dikabarkan berada di ujung tanduk.

Ancaman pemecatan sudah mulai dirumorkan media-media Italia.

Apakah Juventus dan fan rela bersabar untuk bertahan memantau kinerja Motta setidaknya sampai akhir musim ini?

"Lebih dari itu, kita perlu bertanya sampai kapan kita akan menyakiti diri sendiri," ujar Tacchinardi, dikutip dari Tuttomercatoweb.

"Saya sangat percaya pada Thiago Motta, dia sedang mengalami masa-masa yang sangat sulit."

"Namun, Juve harus memutuskan apakah dia adalah profil yang tepat untuk meraih peringkat empat di klasemen."

"Dari sekelompok tim yang bersaing, Juventus adalah skuad yang terbaik, tim yang mengeluarkan biaya paling besar."

"Siapa yang akan saya tunjuk sebagai penggantinya? Saya tidak tahu, tetapi Anda harus melakukan perubahan besar," kata pilar Bianconeri era 1994-2007.

Mantan Direktur Tuttosport, Vittorio Oreggia, melempar kritik lebih pedas.

Ia menuntut eks pelatih Bologna itu sebaiknya dipecat sesegera mungkin.

"Memang benar, klub tidak memadai dan merupakan akar dari bencana ini," ujarnya.

"Tetapi jika Thiago Motta tetap memimpin Juventus, itu berarti mereka ingin bunuh diri."

"Mengakhiri perjalanannya adalah hal wajib," tambah mantan kepala media asal Turin yang kerap dianggap sebagai corong Juventus itu.