GAMKI Sumut dan Gereja : Usir Perusahaan Perusak Lingkungan

Pergerakan GAMKI Sumut ini seirama dengan instruksi berbagai Gereja yang lebih dahulu menyeruakan 'Merawat Alam Tanah Batak'.

Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ARJUNA
BANJIR BANDANG- Kota wisata Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, berubah menjadi lautan lumpur setelah banjir bandang menerjang pada Minggu (16/3/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Banjir bandang terjadi di Padang Sidempuan dan Parapat hanya berselang satu hari sejak peristiwa pertama pada 15 Maret 2025.

Bencana ini bak alarm rusaknya ekologi di Sumatera Utara.

Ketua GAMKI Sumut Swangro Lumbanbatu menyuarakan agar pemerintah mengevaluasi izin berbagai perusahaan yang mengeksploitasi alam.

"Saya menginstruksikan agar 33 DPC GAMKI se-Sumut bergerak, mendoakan dan membantu korban bencana," kata Swangro kepada Tribun Medan, 17 Maret 2025.

"Perusahaan-perusahaan yang merusak alam harus segera diusir," sambungnya.

GAMKI Sumut akan membuat posko bantuan Tanggap Bencana di Parapat, Kabupaten Simalungun.

Pergerakan GAMKI Sumut ini seirama dengan instruksi berbagai Gereja yang lebih dahulu menyeruakan 'Merawat Alam Tanah Batak'.

Ephorus HKBP Victor Tinambunan dalam postingan di akun Facebook pribadinya menyerukan agar para pelaku perusakan lingkungan segera bertaubat.

Ia bahkan menegaskan jika 'Gereja Berpolitik' untuk melawan penindasan dan penghancuran bumi.

"Gereja bersuara dan berusaha menentang perampasan hak dan penghancuran bumi. Ini adalah tugas PanggilanNya," tulis Victor Tinambunan.

(hen/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved