Berita Internasional

Ucapan Duterte Usai Ditangkap Polisi Filipina, Sempat 12 Jam Melawan: Kamu Harus Bunuh Aku

Juru bicara ICC, Fadi El Abdallah, mengonfirmasi pada Kamis (13/3/2025) bahwa Duterte telah menjalani pemeriksaan medis di fasilitas penahanan.

youtube
Detik-detik saat TKW Filipina mencium bibir Presiden Duterte saat siaran langsung 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang mayor jenderal polisi Filipina mengungkapkan bahwa mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menolak untuk diambil sidik jarinya.

Bahkan Rodrigo Duterte mengancam polisi saat penangkapannya.

Dalam kebuntuan yang berlangsung selama 12 jam di Manila, Duterte berulang kali mengatakan, “Kamu bunuh aku.”

Menurut laporan, situasi menegangkan ini terjadi sebelum Duterte akhirnya dibawa ke fasilitas penahanan untuk menghadapi proses hukum di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Juru bicara ICC, Fadi El Abdallah, mengonfirmasi pada Kamis (13/3/2025) bahwa Duterte telah menjalani pemeriksaan medis di fasilitas penahanan.

Pada Jumat (14/3/2025) waktu setempat, Duterte akan diseret ke pengadilan untuk diberitahu mengenai tuduhan terhadapnya, diberi tahu hak-haknya dan hakim akan menetapkan tanggal persidangan.

12 Jam Menegangkan

Polisi Filipina pada Selasa (11/3/2025) melaksanakan surat perintah penangkapan ICC ketika Duterte baru saja kembali ke Manila dari Hong Kong.

Direktur Investigasi Kriminal Kepolisian Filipina, Mayjen Nicolas Torre mengatakan mantan Presiden Filipina kembali ke Manila dengan jet pribadi Gulfstream G550 bersama istri dan putrinya.

Ketika polisi tiba di bandara dan membaca surat perintah penangkapan, rombongan, keluarga, dan pengacara Duterte berulang kali memprotes.

 “Situasinya sangat tegang saat itu,” tegas Torre.

“Itu adalah kebuntuan selama 12 jam,”sambungnya. 

“Salah satu bawahan saya terluka di kepala akibat istri Duterte memukulnya dengan keras menggunakan telepon,”

“Putrinya membentak saya, tetapi saya berusaha tetap tenang,” kata Torre menjelaskan situasi menegangkan itu.

Butuh waktu berjam-jam bagi polisi untuk mengawal Duterte ke dalam mobil dan membawanya ke pangkalan militer.

Torre mengatakan mantan presiden berusia 79 tahun itu terus melawan sebelum dibawa ke Den Haag (Belanda) untuk diadili atas "kejahatan terhadap kemanusiaan".

Sumber: TribunNewsmaker
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved