Breaking News

Sumut Terkini

Carut Marut Proyek Lapangan Merdeka, Pekerja Menjerit Bak Kerja Rodi Tak Digaji hingga Diintimidasi

Kondisi terkini masih dikelilingi material berserakan di sejumlah titik dan masih berlangsung proses pengerjaan, Jumat (14/3/2025). 

|
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DEDY
PROYEK LAPANGAN MERDEKA- Carut marut mega proyek revitalisasi Lapangan Merdeka Medan (LMM) yang sudah diresmikan. Kondisi terkini masih dikelilingi material berserakan di sejumlah titik dan masih berlangsung proses pengerjaan dipasang pembatas area, Jumat (14/3/2025). (Tribun-Medan.com /Dedy Kurniawan)  

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Carut marut mega proyek revitalisasi Lapangan Merdeka Medan (LMM) yang sudah diresmikan.

Kondisi terkini masih dikelilingi material berserakan di sejumlah titik dan masih berlangsung proses pengerjaan, Jumat (14/3/2025). 

Proyek ini terkesan dipaksa diresmikan hanya demi seremoni semata.

Proyek dengan anggara ratusan miliar ini menyisakan banyak masalah, bangunan dan fasilitas belum rampung sepenuhnya, dugaan pelanggaran izin, pelanggaran hak pekerja, perusahaan bermasalah hingga tindakan yang dianggap tidak berprikemanusiaan dilakukan pemborong. 

Informasi dihimpun, sejumlah pekerja dan mantan pekerja melaporkan dugaan pelanggaran hak pekerja kepada Tribun-Medan.com agar nasib mereka disampaikan ke publik.

Satu mantan pekerja proyek, khususnya di bagian pemasangan lift dan eskalator, mengungkapkan kepada bahwa hingga kini ia dan dua rekannya belum menerima upah.

"Tolong kami bang, pekerja lapangan merdeka banyak yang tidak digaji. Kami belum menerima gaji. Selain saya, ada dua orang lagi yang bekerja di proyek ini yang juga belum dibayar sampai hari ini," ujar sumber minta identitas disembunyikan.

Dugaan pelanggaran hak pekerja ternyata tidak cuma satu dua orang saja yang menjadi korban. Bahkan ada pekerja terpaksa mencari pekerjaan lain di luar Kota Medan. 

"Kami sudah curiga. Gaji kami belum dibayar. Ketika saya menagih gaji Januari kepada VD (pemborong proyek), dia bilang akan dibayar Februari. Nyatanya, hingga proyek diresmikan, hak kami masih belum diberikan," bebernya. 

Tak hanya pekerja lift dan eskalator, tim pemasangan air conditioner (AC) juga mengalami hal serupa. Uang makan yang seharusnya mereka terima pun tak kunjung dibayarkan pemborong. 

Bahkan, helper serta pihak yang menyuplai material proyek juga belum mendapatkan pembayaran dari VD, pemilik perusahaan yang mengerjakan proyek. Nama tersebut, sudah banyak beredar kerap bermasalah dengan pekerja dan penyelesaian proyek. 

"Saya mulai bekerja sejak November 2024, tetapi setelah gaji Januari tidak dibayarkan, saya merasa tidak ada kejelasan lagi. Ketika saya menuntut hak saya, justru saya diblokir. Apa gunanya bekerja kalau hasilnya nihil," katanya dengan nada kecewa.  

Perusahaan Bermasalah 

Dari informasi yang dihimpun, Vincent Desranta disebut memiliki beberapa perusahaan yang bermasalah. Tak hanya di Medan, perusahaan-perusahaan ini juga mengerjakan proyek di Batam dan Jakarta. 

"Dia punya enam perusahaan, dan sebagian besar sudah di-blacklist oleh Bea Cukai. Tapi anehnya, dia masih bisa melakukan ekspor barang dengan memalsukan data. Bahkan, PT miliknya yang memenangkan tender proyek revitalisasi LMM juga terlibat dalam pembangunan Stadion Kebun Bunga," ungkap sumber.  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved