Sumut Terkini
Massa Aksi Solidaritas Terhadap Siswa yang Meninggal Diduga Ditendang Polisi Mulai Masuk ke Polres
Ketua GMKI Asahan, Chrisye Sitorus mengaku aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas mahasiswa bersama Masya
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KISARAN - Ratusan massa gerakan mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Asahan mulai gruduk Polres Asahan untuk meminta kasus dugaan penganiayaan seorang siswa yang diduga dilakukan oknum polisi setelah menonton balap lari di Desa Sei Lama, Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Rabu (12/3/2025).
Ketua GMKI Asahan, Chrisye Sitorus mengaku aksi ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas mahasiswa bersama Masya yang peduli dengan kasus dugaan penganiayaan tersebut.
"Hari ini, kami berdiri di Asahan untuk bentuk solidaritas dan saksi damai terhadap kasus dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum yang seharusnya menjadi pengayom, dan pelindung masyarakat. Namun, hari ini adik kami menjadi korban," ungkap Chrisye.
Lanjutnya, aksi ini dilakukan untuk menuntut kepada Kapolres Asahan mengusut dan menyelidiki kasus ini hingga selesai.
"Kami kemari untuk meminta Kapolres untuk mengusut. Kami sangat menyayangkan adanya tudingan yang diarahkan kepada korban bahwa pecandu narkoba. Korban ini anak-anak baik," ungkapnya.
Sebelumnya, PBS (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.
Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.
"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).
Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.
"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," ungkapnya.
Setelah diamankan, korban. Sempat dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput dan dibawa berobat.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan rumah sakit, diagnosa dari dokter itu ada yang bocor bagian dalamnya. Kalau tidak salah lambungnya," ungkapnya.
Katanya, terdapat beberapa luka lain dibagian kepala dan wajah korban. Kini, keluarga masih berembuk terkait rencana melaporkan kejadian ini ke Propam Polres Asahan.
"Korban ini anak yatim piatu. Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," katanya.
(cr2/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Bobby Nasution Sepakat TPL Ditutup Usai Bertemu Dengan Tetua Adat: Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| Bertemu Tetua Adat Selama 2 Jam, Bobby Sepakat TPL Ditutup: Surat Rekomendasi Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| Tahun 2026, Dinas PRKP Siantar Pakai Eks-Rumah Singgah Covid-19 Sebagai Kantor Baru |
|
|---|
| Akademisi Asia Tenggara Bedah Geopolitik Presiden Prabowo dalam Seminar Internasional di UINSU |
|
|---|
| Polres Tanah Karo Terbitkan Informasi DPO Pelaku yang Terlibat Dalam Pembunuhan Warga Nias |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/GELAR-AKSI-Aksi-bakar-lilin-dilakukan-oleh-simpatisan.jpg)