Binjai Terkini

Anak 11 Bulan Meninggal Meninggal di RSUD Djoelham Binjai, Diduga karena Pelayanan Buruk

Kabar miring kembali menerpa RSUD Djoelham Binjai yang berada di Jalan Jend Gatot Subroto, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
ANAK MENINGGAL - Kondisi Muhammad Adzriel Pramana saat dipompa menggunakan alat bantu udara yang pada akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RSUD Djoelham Binjai beberapa waktu yang lalu. Adzriel Pramana berusia 11 bulan meninggal dunia diduga karena buruknya pelayanan yang ada di rumah sakit umum daerah milik pemerintah tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI - Kabar miring kembali menerpa RSUD Djoelham Binjai yang berada di Jalan Jend Gatot Subroto, Kelurahan Satria, Kecamatan Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara.

Pasalnya seorang anak bernama Muhammad Adzriel Pramana berusia 11 bulan, meninggal dunia diduga karena buruknya pelayanan yang ada di rumah sakit umum daerah milik pemerintah tersebut. 

Hal ini disampaikan oleh orang tua korban Agung Pramana saat diwawancarai wartawan. 

"Kejadian pada saat itu tanggal 13 Januari 2025. Di mana anak saya kondisinya ngedrop sesak, batuk sudah dua Minggu. Mulanya kami bawa ke RS Tentara Binjai dan langsung masuk ke ruang IGD. Anak saya langsung diperiksa, tapi dokter mengatakan anak saya harus dirujuk ke RSUD Djoelham," ujar Agung, Sabtu (8/3/2025). 

Lanjut Agung, alasan anaknya dirujuk ke RSUD Djoelham karena, di rumah sakit milik pemerintah ini ada ruang PICU atau ruangan perawatan intensif untuk anak-anak. 

"Kami pun langsung bergegas membawa anak kami ke RSUD Djoelham. Sesampai di RSUD, anak saya langsung dimasukkan ke dalam ruangan IGD, diberikan oksigen dan infus. Sedangkan saya langsung melakukan pendaftaran BPJS," ujar Agung. 

Agung pun menceritakan, jika anaknya kehausan. Namun pihak rumah sakit pada waktu itu melarang untuk dikasih minum. 

"Anak saya pun diambil sample darahnya untuk diperiksa ke laboratorium. Kurang lebih dari satu jam, hasil labnya pun keluar. Jika anak saya katanya sel darah putihnya sudah melampaui batas sekitar 20 ribu, lebih banyak dari darah merahnya," ucap Agung. 

Atas hal tersebut, Agung mengatakan jika anaknya harus dirawat secara intensif diruang PICU. 

"Mulanya lagi anak saya jika makan dan minum harus melalui selang dari mulut. Namun kenyataanya melalui hidung. Gitu pun pihak rumah sakit ada meminta tandatangan kami selaku orangtua untuk menyetujuinya," ujar Agung. 

"Jika itu yang terbaik lakukanlah kami bilang. Terus mereka (tim medis) bilang tentu kita akan berikan yang terbaik. Setelah saya menyetujuinya, dokter spesialis anak yang menangani, tidak dengan dokter yang biasa jika anak saya berobat ke RSUD Djoelham," sambungnya. 

Agar tak bertele-tele, anak Agung pun dirawat diruang PICU. Sejumlah alat dipasang ditubuh anaknya untuk mengetahui detak jantung dan pernapasan.

Namun kondisi Adzriel makin memprihatinkan. Menurut Agung detak jantung anaknya sudah tidak normal, yaitu 300 perdetik. 

"Yang mengecewakannya lagi dokter spesialis anak tidak kunjung datang. Hanya perawat jaga saja yang ada diruangan PICU tersebut. Sampai keesokan harinya di tanggal 14 Januari 2025, tepatnya di pagi hari, kami tanyakan sama perawat jaganya mana dokter spesialisnya kenapa belum datang juga," kata  Agung.

Dengan enteng perawat itu menjawab, jika dokter spesialis itu terkadang datang cepat dan kadang datang lama. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved