Ramadan 2025

Mengenal Masjid Jamik Sultan Sinar, Masjid Tertua yang Ada di Deli Serdang

Masjid Jamik Sultan Sinar menjadi masjid paling tertua di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
MASJID TERTUA: Seorang anak membersihkan teras Masjid Jamik Sultan Sinar yang menjadi masjid tertua di Kabupaten Deli Serdang, Jumat (7/3/2025). Masjid ini dibangun oleh Masjid ini dibangun oleh Sultan Serdang ke II Tuanku Thaf Sinar pada tahun 1825. 

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM - Masjid Jamik Sultan Sinar merupakan masjid paling tertua di wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Masjid yang berada di Dusun IX Desa Serdang Kecamatan Beringin ini sekarang usianya sudah lebih 200 tahun. Masjid ini dibangun oleh Sultan Serdang ke II Tuanku Thaf Sinar pada tahun 1825. 

Masjid ini menjadi salah satu bukti akan keberhasilan Kesultanan Serdang dalam mensyiarkan ajaran Islam.

Untuk saat ini masjid yang berada di areal persawahan ini sudah beberapa kali dilakukan renovasi.

Ciri khas bangunan meski banyak berubah karena perkembangan zaman namun ada juga yang masih dipertahankan bentuknya. 

Kubah masjid masih membentuk mahligai bertingkat dengan ornamen ukiran kayu di bagian samping-sampingnya.

Sementara itu pada bagian luar sudah dibuat teras berlantai keramik dengan tambahan dinding khas minimalis. 

Untuk bagian dalam masjid terdapat 4 tiang. Ini menandakan ada 4 mazhab yang bisa diikuti dalam Islam.

Khusus pada bagian belakang masjid saat ini terdapat makam-makam keluarga. 

Ketua Badan Kemakmuran Masjid, H OK Hasanuddin menceritakan masjid ini sebelumnya didirikan di wilayah makam Sultan Serdang di Desa Masjid Kecamatan Batang Kuis.

Karena banjir di daerah itu baru kemudian dipindahkan ke Kampung Besar Desa Serdang. 

"Sudah dipindahkan ke sini pun ternyata dulu masih banjir juga dan terakhir dipindahkan ke Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu. Saya asli orang sini jadi memang ini sudah banyak perubahan. Ya dibagusi pakai dana infaq tidak ada bantuan pemerintah," ujar OK Hasanuddin. 

Jika sekarang sudah terbuat dari batu setiap dinding-dindingnya namun dahulunya, OK Hasanuddin menyampaikan bangunan masjid dibuat dari kayu.

Termasuk 4 tiang yang ada di bagian dalam. 

Ia menyebutkan selain artinya ada 4 mazhab, tiang itu juga menggambarkan kalau dalam pemerintahan dulunya dikenal ada 4 suku mulai dari Batak, Jawa, Karo dan Melayu. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved