Berita Viral

Anggota DEN Heran Pertamina Impor Pertalite dari Singapura, Padahal Tak Ada Produksi RON 90 di Sana

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) heran karena Pertamina impor BBM Pertalite atau RON 90 dari Singapura. Padahal di sana tidak memproduksi BBM RON90

Editor: Juang Naibaho
Istimewa
TERSANGKA PERTAMAX OPLOSAN - Empat petinggi PT Pertamina Patra Niaga menjadi tersangka dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero), Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023. Keempatnya telah ditahan Kejaksaan Agung RI pada Senin (24/2/2025). 

Adapun pada tahun 2021, impor Pertamax hanya 0,10 kiloliter. Lalu, di tahun 2022 cuma 0,12 kiloliter, dan tahun 2023 sebesar 0,27 kiloliter.

Di sisi lain, tren impor BBM RON 95 atau Pertamax Green mengalami penurunan di mana di tahun 2021 mencapai 9,84 juta kiloliter, lalu pada tahun 2022 menurun menjadi 6,39 juta kiloliter. 

Penurunan kembali terjadi pada impor Pertamax Green yaitu menjadi 4,67 kiloliter pada tahun 2023.

Tentang hal ini, Eri mengungkapkan seluruh impor BBM tersebut berasal dari kilang Singapura. 

Pasalnya, imbuh Eri, kilang dari Singapura mampu memproduksi minyak mentah mencapai 800 ribu barel per hari dan dianggap dapat memenuhi kebutuhan Indonesia.

"Di dalam dunia impor mengimpor BBM, Indonesia rujukannya adalah beli dari Singapura melalui MOPS atau Mean of Platts Singapore. Kita ketahui kilang Singapura itu hampir 800 ribu per barel produksinya per hari. Jadi Indonesia sangat tergantung atau Singapura senantiasa mengekspor produk kilangnya ke Indonesia," jelasnya.

Eri menuturkan adanya impor BBM tersebut karena produksi kilang di Indonesia masih rendah yaitu hanya 600 ribu barel per hari. 

Padahal, kebutuhan BBM dalam negeri selalu meningkat tiap tahunnya.

"Di dalam kemampuan kilang dalam negeri, kita tidak bisa memenuhi konsumsi BBM yang terus meningkat. Jadi kita 50 persen mengimpor BBM, 50 persen kita mengimpor crude bahkan lebih. Karena apa? Produksi crude kita hanya 600 ribu per barel menurut APBN," pungkasnya.

Jampidsus Beri Sinyal Panggil Ahok

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung RI (Jampidsus Kejagung) Febrie Adriansyah buka kans untuk memeriksa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam perkara dugaan korupsi pertamax oplosan.

Febrie menekankan bahwa penyidikan kasus pertelite dioplos jadi pertamax masih berlangsung.

Ahok diketahui pernah menjabat sebagai Komisioner Utama PT Pertamina pada 2019-2024. Sedangkan kasus korupsi pertamax oplosan tersebut terjadi pada 2018-2023.

"Proses penyidikan masih berjalan, ya," kata Febrie saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/3/2025). 

Febrie bilang, beberapa pihak yang dianggap perlu untuk pembuktian dalam kasus ini pasti akan dilakukan pemeriksaan, termasuk terhadap Ahok. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved