Berita Viral
Ingat Kasus Mayat dalam Koper? Viral Antok Senyum-senyum Saat Rekonstruksi, Beda dengan di Penjara
Beda perilaku Antok di penjara dan saat rekonstruksi mutilasi Uswatun Khasanah belum lama ini terlihat.
Bahkan, tersangka benar-benar tidak dapat mengendalikan kondisinya hingga menangis karena sangat menyayangi anak-anaknya.
"Tapi kalau diomongin masalah anak, nah nangis dia. Bagaimana pun dia merasa bersalah dan yang kena imbasnya pun, ya keluarga. Iya (menyesal dia)," kata Jumhur.
Psikopat Narsistik
Melihat perbedaan sikap Antok yang kontras saat rekonstruksi dan di dalam penjara, tidak heran jika pria asal Tulungagung itu didiagnosis dokter seorang psikopat narsistik.
Berdasarkan analisis tim psikolog Polda Jatim yang disampaikan Dirreskrimum Polda Jatim, tersangka memutilasi korban dengan perasaan tenang tanpa keraguan.
“Ya, itu hasil dari psikolog, itu karena pelaku ini kelihatan tenang dalam melakukan itu, tidak ada rasa keraguan, tidak ada rasa iba terhadap korban sehingga digolongkan sebagai psikopat,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Farman pada Senin (3/2/2025).
Dari hasil analisis kepribadian tersebut, Antok dinyatakan sebagai seorang psikopat narsistik.
“Didapati hasil dari tes psikologi ini oleh psikolog forensik, antara lain termasuk dalam golongan psikopat narsistik,” kata Farman.
Gangguan kepribadian tersebut diketahui dengan adanya ciri-ciri tersangka saat melakukan pembunuhan dan mutilasi, tidak memiliki rasa iba terhadap korban.
“Tidak punya perasaan yang iba terhadap korban apabila sudah merasa ketersinggungan, intinya emosinya meledak-ledak dan keibaannya kurang,” ujarnya.
Hasil Rekonstruksi
Penyidik Polda Jatim menghimpun 161 adegan rekonstruksi yang diperagakan Antok saat membunuh dan memutilasi jenazah pacarnya, Uswatun Khasanah, lalu menyimpannya dalam koper merah untuk dibuang di tiga kabupaten berbeda.
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur mengatakan, pelaksanaan rekonstruksi kasus mutilasi Uswatun Khasanah pada Kamis (27/2/2025) hanya dilakukan di lokasi eksekusi korban, yakni kamar hotel Kota Kediri.
Kemudian, berlanjut ke Tulungagung sebagai lokasi penyimpanan koper merah berisi mayat korban.
Namun, rekonstruksi lanjutan untuk lokasi pembuangan kepala di Trenggalek dan koper berisi mayat di Ngawi, menurut Jumhur, sengaja tidak dilakukan di lokasi asli.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ingat-Kasus-Mayat-dalam-Koper-Viral-Antok-Senyum-senyum-Saat-Rekonstruksi-Beda-dengan-di-Penjara.jpg)