SEKJEN PDIP Tantang KPK Periksa Keluarga Jokowi, Kini Ngaku Tak Menyesal Ditahan Kasus Harun Masiku

"Atas perbuatan tersebut, menyebabkan Harun Masiku tidak dapat ditangkap dan melarikan diri sampai dengan saat ini," kata Setyo.

Empat tahun kemudian, pada 6 Juni 2024, sebelum Hasto diperiksa sebagai saksi oleh KPK, Setyo menyebut, Hasto memerintahkan Kusnadi (staf Hasto) untuk menenggelamkan HP yang dalam penguasaan Kusnadi agar tidak ditemukan oleh KPK. 

Dalam ponsel itu, kata Setyo, terdapat substansi yang berkaitan dengan pelarian Harun Masiku.

Selain itu, Hasto mengumpulkan beberapa orang terkait dengan perkara Harun Masiku dan mengarahkan agar orang-orang tersebut pada saat nanti dipanggil oleh KPK, tidak memberikan keterangan yang sebenarnya. 

"Di mana diduga tindakan tersebut bertujuan untuk merintangi serta mempersulit proses penyidikan perkara suap yang sedang berjalan," kata Setyo.

Tak hanya perintangan penyidikan, KPK juga menjerat Hasto dengan kasus suap pengurusan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI 2019–2024.

Baca juga: Hujan Deras Guyur Kabanjahe, Simpang Jalan Lintas Medan-Dairi Terendam Banjir

Baca juga: Konflik Warga Vs DPM Berujung ke Kepolisian, Saling Lapor Atas Dugaan Penganiayaan

Sementara itu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan reaksi santai dan tertawa saat ditanya mengenai pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto.

Momen tersebut terjadi di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (21/2/2025).

"Hasto minta keluarga Jokowi diadili," tanya awak media.

"Hahahaha. Ya kalau ada fakta hukum, ada bukti hukum. Ya silakan," kata Jokowi sambil tersenyum kepada awak media.

Pernyataan Hasto muncul setelah dirinya ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (20/2/2025).

Dalam pernyataannya, Hasto meminta agar keluarga Jokowi juga diadili.

Jokowi menilai pernyataan semacam itu sudah sering dilontarkan, sehingga dia merasa tidak perlu mengulang-ulang tanggapannya.

"Ya sudah sering kan. Pernyataan seperti itu masa saya ulang-ulang terus," ungkapnya.

Presiden Jokowi juga menegaskan dirinya siap untuk diadili, asalkan ada dasar hukum yang jelas untuk menjeratnya.