Berita Viral

Mengenal Band Sukatani, Ramai Usai Minta Maaf ke Kapolri dan Polisi RI Gegara Lagu Bayar Bayar Bayar

Hal ini lantaran personel band punk tersebut membuat video berisi permintaan maaf di akun sosial media Instagram milik mereka, @sukatani.band.

Editor: Liska Rahayu
Tangkap layar YouTube Kompas TV/Tangkapan layar Instagram Grup Sukatani
BAND PUNK SUKATANI - Band punk indie yang menjadi sorotan usai mengunggah video permintaan maaf pada Kapolri dan Polri di instagram miliknya @sukatani.band. Inilah profil Band Sukatani. 

Sukatani memainkan musik post-punk dengan sensibilitas new wave.

Band ini juga banyak bergerak di bidang sosial dan lingkungan hidup.

Lirik-lirik yang bernuansa kritik tajam juga banyak disuguhkan oleh band indie tersebut.

Salah satunya lewat lagu mereka yang berjudul 'Gelap empita'.

Dalam lirik lagu tertulis sebuah kritik soal sekelompok orang yang haus akan kekuasaan.

"Di dalam otak mereka Hanyalah kekuasaan, Di dalam hati mereka Tak ada kepuasan, Di dalam cara mereka Terpampang kedzaliman," potongan lirik lagu tersebut.

Diketahui, Band Sukatani memiliki album berjudul Gelap Gempita yang dirilis pada 24 Juli 2023.

Disorot PKB

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ikut menyoroti kasus penghapusan Lagu Sukatani berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dari berbagai platform digital.

Wakil Ketua Pengurus Harian DPP PKB Muhammad Aji Pratama, menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus tetap dijaga. 

Pasalnya penarikan Lagu Sukatani menimbulkan tanda tanya besar di tengah publik, karena diduga ada tekanan di balik keputusan tersebut, mengingat lirik lagu mereka mengangkat kritik sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Aji mengingatkan bahwa musisi dan seniman memiliki peran penting dalam menyuarakan kegelisahan publik, dan tidak seharusnya menghadapi intimidasi atau tekanan dalam bentuk apa pun.

“Kami tidak ingin berspekulasi tentang apa yang terjadi di balik penghapusan lagu ini, tapi yang jelas, peristiwa ini menunjukkan bahwa masih ada ketakutan dalam menyuarakan kritik melalui seni. Padahal, demokrasi yang sehat justru harus memberi ruang bagi ekspresi masyarakat,” kata Aji kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved