Berita Viral

Mengenal Band Sukatani, Ramai Usai Minta Maaf ke Kapolri dan Polisi RI Gegara Lagu Bayar Bayar Bayar

Hal ini lantaran personel band punk tersebut membuat video berisi permintaan maaf di akun sosial media Instagram milik mereka, @sukatani.band.

Editor: Liska Rahayu
Tangkap layar YouTube Kompas TV/Tangkapan layar Instagram Grup Sukatani
BAND PUNK SUKATANI - Band punk indie yang menjadi sorotan usai mengunggah video permintaan maaf pada Kapolri dan Polri di instagram miliknya @sukatani.band. Inilah profil Band Sukatani. 

TRIBUN-MEDAN.com - Belakangan ini, nama Band Sukatani ramai dibicarakan di media sosial.

Hal ini lantaran personel band punk tersebut membuat video berisi permintaan maaf di akun sosial media Instagram milik mereka, @sukatani.band.

Permintaan maaf mereka untuk Kapolri dan Lembaga Kepolisian Republik Indonesia dikatakan oleh grup musik asal Purbalingga ini.

Terkait lagu mereka yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar', permintaan maaf tersebut dilakukan.

Lewat unggahan instagram mereka, personel Sukatani mengatakan bahwa telah mencabut dan menarik lagu tersebut dari peredaran.

Mereka para personel, Muhammad Syifa Al Lufti dengan nama panggung Alectroguy selaku gitaris, dan Novi Citra Indriyati nama panggung Twister Angel selaku vokalis mengatakan bahwa lagu Bayar Bayar Bayar mereka ciptakan untuk oknum polisi yang melanggar aturan.

"Memohon maaf sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan Institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul lagu Bayar Bayar Bayar yang liriknya 'Bayar Polisi' yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial."

Diketahui lagu tersebut telah diupload di platform Spotify, dan menurut pantauan Tribunnews saat ini lagu tersebut tidak bisa diputar.

"Melalui pernyataan ini saya telah mencabut dan menarik lagu ciptaan kami yang berjudul bayar bayar bayar lirik lagu bayar polisi."

"Dengan ini saya mengimbau kepada pengguna akun media sosial yang telah memiliki lagu kami dengan judul bayar bayar bayar agar menghapus dan menarik semua video menggunakan lagu kami dengan judul 'Bayar Bayar Bayar', karena apabila ada risiko di kemudian hari sudah bukan tanggung jawab kami dari Band Sukatani."

"Tolong segera dihapus video yang menggunakan lagu kami."

"Demikian pernyataan yang kami buat ini dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun kami buat secara sadar dan sukarela dan dapat saya pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa," demikian bunyi pernyataan mereka.

Profil Band Sukatani

Mengutip Instagram Dugtrax Records, Band Sukatani merupakan duo musik yang berasal dari Purbalingga, Jawa Tengah.

Hal ini terpapar secara lugas dan tajam dengan dialek Banyumasan dalam lirik lagu mereka di album Gelap Gempita. 

Sukatani memainkan musik post-punk dengan sensibilitas new wave.

Band ini juga banyak bergerak di bidang sosial dan lingkungan hidup.

Lirik-lirik yang bernuansa kritik tajam juga banyak disuguhkan oleh band indie tersebut.

Salah satunya lewat lagu mereka yang berjudul 'Gelap empita'.

Dalam lirik lagu tertulis sebuah kritik soal sekelompok orang yang haus akan kekuasaan.

"Di dalam otak mereka Hanyalah kekuasaan, Di dalam hati mereka Tak ada kepuasan, Di dalam cara mereka Terpampang kedzaliman," potongan lirik lagu tersebut.

Diketahui, Band Sukatani memiliki album berjudul Gelap Gempita yang dirilis pada 24 Juli 2023.

Disorot PKB

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ikut menyoroti kasus penghapusan Lagu Sukatani berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dari berbagai platform digital.

Wakil Ketua Pengurus Harian DPP PKB Muhammad Aji Pratama, menegaskan bahwa kebebasan berekspresi dalam seni harus tetap dijaga. 

Pasalnya penarikan Lagu Sukatani menimbulkan tanda tanya besar di tengah publik, karena diduga ada tekanan di balik keputusan tersebut, mengingat lirik lagu mereka mengangkat kritik sosial yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Aji mengingatkan bahwa musisi dan seniman memiliki peran penting dalam menyuarakan kegelisahan publik, dan tidak seharusnya menghadapi intimidasi atau tekanan dalam bentuk apa pun.

“Kami tidak ingin berspekulasi tentang apa yang terjadi di balik penghapusan lagu ini, tapi yang jelas, peristiwa ini menunjukkan bahwa masih ada ketakutan dalam menyuarakan kritik melalui seni. Padahal, demokrasi yang sehat justru harus memberi ruang bagi ekspresi masyarakat,” kata Aji kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved