Berita Viral

SIAPA Try Sutrisno Tokoh Dihormati Prabowo hingga Tangannya Dicium Pada HUT Gerindra? Ini Profilnya

Pada acara puncak perayaan HUT ke 17 tahun Partai Gerindra, Presiden Prabowo Subianto tampak hadir. 

Tangkapan layar KompasTV
PRABOWO CIUM TANGAN: Prabowo yang memakai kemeja safari putih dan peci hitam terlihat mencium tangan Try Sutrisno sebelum mengambil posisi di samping Jokowi. (Tangkapan layar KompasTV) 

Sebagai Pangab, Try Sutrisno memimpin ABRI (TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan Polri) hingga 1993, masa di mana Indonesia menghadapi sejumlah peristiwa penting. Salah satu peristiwa yang terjadi adalah pemberontakan Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) di Aceh pada 1989, yang merupakan kelanjutan dari perlawanan separatis yang pernah ditumpas pada awal 1980-an.

Selain itu, Try juga menghadapi peristiwa penting lainnya, seperti Insiden Santa Cruz di Timor Timur dan kerusuhan Tanjung Priok.

Masa kepemimpinan Try Sutrisno di militer menandai menjadi era yang penuh tantangan. Berbagai gerakan separatis kembali muncul di berbagai daerah. Namun, melalui kepemimpinannya, ABRI tetap menjadi kekuatan utama dalam menjaga stabilitas dan keamanan Indonesia di masa itu.

Try Sutrisno menorehkan kiprah penting dalam sejarah politik tanah air sebagai Wakil Presiden Keenam Indonesia. Ia diangkat menjadi Wakil Presiden RI pada tahun 1993 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), setelah dicalonkan oleh Fraksi ABRI. Penunjukannya mendahului pilihan Presiden Soeharto, yang ketika itu dilaporkan merasa dihadapkan pada keputusan yang sudah bulat (fait accompli), suatu hal yang jarang terjadi di era Orde Baru.

Try Sutrisno dikenal sebagai sosok yang jujur, sederhana, loyal, dan berdedikasi tinggi. Sebagai wakil presiden, ia bukan tipe pejabat yang ambisius atau menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan. Karier militernya yang cemerlang membuatnya menjadi pilihan logis bagi Soeharto, yang juga berasal dari latar belakang militer. Kepercayaan dan keterikatan yang sama di kalangan militer memudahkan komunikasi antara Presiden dan Wakil Presiden pada masa itu.

Selama masa jabatannya dari 1993 hingga 1998, Try Sutrisno menghadapi berbagai tantangan politik dan ekonomi, terutama di penghujung masa Orde Baru yang penuh gejolak. Meski berakhir pada 1998, menjelang era Reformasi, ia tetap aktif memberikan perhatian terhadap situasi politik nasional. 

Try bahkan turut membentuk forum Gerakan Nusantara Bangkit Bersatu bersama tokoh-tokoh seperti Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri, yang fokus pada kritik terhadap kebijakan pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, terutama mengenai Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan kenaikan harga BBM. Meski masa jabatannya sebagai wakil presiden berakhir, Try Sutrisno tetap dipandang sebagai figur penting yang terus menjaga semangat kebangsaan dan berkontribusi melalui pandangan serta aksi nyata demi kepentingan bangsa.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved