Berita Viral

SIAPA Try Sutrisno Tokoh Dihormati Prabowo hingga Tangannya Dicium Pada HUT Gerindra? Ini Profilnya

Pada acara puncak perayaan HUT ke 17 tahun Partai Gerindra, Presiden Prabowo Subianto tampak hadir. 

Tangkapan layar KompasTV
PRABOWO CIUM TANGAN: Prabowo yang memakai kemeja safari putih dan peci hitam terlihat mencium tangan Try Sutrisno sebelum mengambil posisi di samping Jokowi. (Tangkapan layar KompasTV) 

Kehidupan Try sejak kecil sudah diwarnai oleh situasi perang, terutama setelah Belanda mencoba kembali menjajah Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan. 

Keluarganya terpaksa mengungsi ke Mojokerto, di mana ayahnya bekerja sebagai petugas medis untuk Batalyon Angkatan Darat Poncowati. Hal ini membuat Try Sutrisno harus berhenti sekolah dan bekerja sebagai penjual rokok dan koran untuk membantu keluarganya.

Pada usia 13 tahun, di tengah semangat perjuangan yang membara, Try mencoba bergabung dengan Batalyon Poncowati sebagai pejuang, namun usianya yang masih muda membuatnya tidak dianggap serius.

Akhirnya, ia bekerja sebagai kurir, mencari informasi di wilayah yang dikuasai Belanda dan mengirimkan obat-obatan untuk pasukan Indonesia. Setelah Belanda mundur pada 1949 dan mengakui kemerdekaan Indonesia, Try dan keluarganya kembali ke Surabaya, di mana ia melanjutkan pendidikannya hingga lulus SMA pada 1956.

Meski sempat gagal dalam pemeriksaan fisik untuk masuk Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), kegigihan Try Sutrisno menarik perhatian Mayor Jenderal GPH Djatikusumo, yang memberinya kesempatan kedua.

Ia akhirnya diterima di ATEKAD setelah lulus dari pemeriksaan psikologis di Bandung. Di sana, ia bersahabat erat dengan Benny Moerdani, yang kelak menjadi salah satu tokoh militer terkemuka Indonesia.

Selain karier militernya yang cemerlang, Try juga dikenal sebagai figur familyman. Ia menikah dengan Tuti Sutiawati pada 5 Februari 1961 dan dikaruniai tujuh anak.

Dua di antaranya, Kunto Arief Wibowo dan Firman Santyabudi, mengikuti jejak sang ayah sebagai abdi negara dengan karier yang gemilang. 

Try Sutrisno merupakan bagian penting dan tonggak bersejarah bagi Indonesia. Ia memulai karier militernya pada tahun 1956 sebagai taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad).

Setahun kemudian, Try Sutrisno langsung dihadapkan pada pengalaman tempur pertamanya dalam perang melawan pemberontakan PRRI pada 1957.

Momen krusial lainnya datang pada 1962 ketika ia terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat, di mana ia berkenalan dengan Soeharto yang saat itu memimpin Komando Mandala.

Perkenalan ini kelak memainkan peran penting dalam perkembangan karier Try.

Pada 1974, Try diangkat menjadi ajudan Presiden Soeharto. Penunjukan ini menjadi titik awal kariernya yang meroket. Ia memegang berbagai posisi penting, termasuk sebagai Kepala Komando Daerah Staf di KODAM XVI/Udayana pada 1978, Panglima Daerah KODAM IV/Sriwijaya pada 1979, dan Panglima Daerah KODAM V/Jaya di Jakarta pada 1983.

Pada Agustus 1985, Try Sutrisno dipromosikan menjadi Letnan Jenderal TNI dan diangkat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad), mendampingi Jenderal TNI Rudhini. Hanya dalam waktu sepuluh bulan, ia kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) pada Juni 1986, menggantikan Rudhini.

Meskipun masa jabatannya sebagai Kasad relatif singkat, sekitar satu setengah tahun, kariernya terus menanjak ketika ia dipromosikan menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pangab) pada awal 1988, menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved