Seni Bertanya dan Berkoordinasi

Dalam dunia kerja, kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri adalah keterampilan yang sangat dihargai.

Editor: Ilham Akbar
Shutterstock/wavebreakmedia
Ilustrasi bertanya 

Penulis : Darwin, S.Kom., M.Kom., CPS®, CRSP, CH, BKP, CDM, Google Ads Certified, Google My Business Certified, SEMrush Digital Marketing Certified, Content Marketing Certified, Inbound Marketing Certified, Service Hub Software Certified, Sales Management Certified, CITGP, COBIT® 2019 Foundation, CITAP

TRIBUN-MEDAN.com - Dalam dunia kerja, kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri adalah keterampilan yang sangat dihargai. Namun, bukan berarti kita tidak boleh bertanya atau berkoordinasi dengan rekan kerja dan atasan. Yang perlu diperhatikan adalah kapan dan bagaimana kita bertanya serta berkoordinasi agar tetap efektif tanpa mengganggu produktivitas tim.

1. Jangan Sedikit-Sedikit Bertanya ke Atasan
Atasan memiliki banyak tanggung jawab dan keputusan yang harus diambil. Jika kita terlalu sering bertanya tanpa mencoba mencari solusi terlebih dahulu, mereka bisa merasa terganggu dan melihat kita sebagai orang yang kurang mandiri. Sebelum bertanya, coba tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah saya benar-benar tidak tahu jawabannya?
  • Apakah saya bisa mencari informasi ini sendiri melalui dokumentasi, rekan kerja, atau referensi lain?
  • Apakah ini hal yang perlu keputusan dari atasan, atau saya bisa menyelesaikannya sendiri?

Dengan membatasi pertanyaan yang terlalu mendasar, kita tidak hanya menghemat waktu atasan, tetapi juga melatih diri untuk lebih mandiri dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Hadapi Kesulitan dengan Solusi, Bukan Hanya Pertanyaan
Ketika menghadapi kendala, jangan langsung menyerah dan bertanya. Sebaiknya, coba cari solusi terlebih dahulu. Jika akhirnya harus bertanya, bawakan pertanyaan dengan cara yang lebih matang:

"Saya menghadapi kendala seperti ini. Saya sudah mencoba beberapa alternatif, misalnya X dan Y, tapi masih ragu apakah ini solusi terbaik. Mohon arahan agar keputusan yang saya ambil lebih tepat."

Pendekatan ini menunjukkan bahwa kita sudah berusaha mencari solusi terlebih dahulu dan hanya butuh konfirmasi atau masukan tambahan. Ini tidak hanya mengurangi beban atasan tetapi juga menunjukkan bahwa kita memiliki inisiatif dalam menyelesaikan masalah.

3. Berkoordinasi dengan Cerdas: Kapan Perlu Melibatkan Atasan?
Dalam bekerja, koordinasi antar tim sangat penting. Namun, tidak semua komunikasi antar rekan kerja harus melibatkan atasan. Ada situasi di mana atasan hanya perlu diberi laporan akhir tanpa harus terlibat langsung dalam proses diskusi.

Misalnya, jika sedang mengatur tugas dengan rekan kerja dalam satu divisi, kita bisa langsung berkoordinasi tanpa harus meminta arahan dari atasan terlebih dahulu. Setelah keputusan diambil, cukup laporkan kepada atasan untuk transparansi dan sebagai bentuk tanggung jawab.

Namun, jika koordinasi melibatkan kebijakan strategis atau antar divisi yang berbeda, maka komunikasi antar atasan mungkin diperlukan. Dengan memahami kapan harus melibatkan atasan dan kapan cukup berkoordinasi sendiri, kita bisa mengembangkan kemampuan komunikasi dan manajemen kerja yang lebih baik.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved