Ramadan 2025

Tradisi Pesta Tapai Menyambut Ramadhan di Kabupaten Batubara, Sudah Ada Sejak Zaman Kesultanan

Masyarakat pesisir Kabupaten Batubara memiliki tradisi dalam menyambut bulan Ramadhan setiap tahunnya dengan mengadakan pesta tapai.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
PESTA TAPAI - Unai membakar lemang yang dijajakan saat perayaan Pesta Tapai di Jalan Perintis Kemerdekaan, Desa Dahari Selebar, Kabupaten Batubara, Selasa (11/2/2025). Masyarakat pesisir Kabupaten Batubara memiliki tradisi dalam menyambut bulan Ramadhan setiap tahunnya dengan mengadakan pesta tapai. 

TRIBUN-MERAN.com, LIMAPULUH - Masyarakat pesisir Kabupaten Batubara memiliki tradisi dalam menyambut bulan Ramadhan setiap tahunnya dengan mengadakan pesta tapai.

Pesta tapai kini dijadikan sebagai tradisi dan kultur budaya masyarakat oleh pemerintah Kabupaten Batubara yang dibawahi oleh Bidang Budaya dan Pariwisata.

Warisan budaya yang turun temurun ini diselenggarakan di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan, Dusun Pesta Tapai, Desa Dahari Selebar, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara.

Pesta tapai pertama kali dilakukan pada zaman kesultanan, dimana ide menjual tapai ini bermula saat para pedagang dari luar daerah datang ke pesisir Batubara untuk melakukan transaksi hewan ternak yang akan disantap oleh warga sebagai bentuk 

Pemotongan sapi dan kerbau ini juga merupakan tradisi mogang atau megang, atau menyambut bulan Ramadhan dengan cara memasak-masakan untuk dinikmati keluarga sekaligus menjadi lauk saur maupun berbuka puasa.

Sehingga, sembari menunggu proses pemotongan sapi, para pedagang meminta kepada warga untuk menyediakan makanan untuk cemilan.

Masyarakat pesisir akhirnya membuat menu sederhana dengan membakar lemang pulut dan ditemani oleh tapai ketan hitam untuk disantap para pedagang.

Tidak disangka, makanan sederhana tersebut ternyata digemari oleh para pedagang sehingga setiap tahunnya masyarakat berlomba-lomba membuat tapai untuk dijajakan ke pedagang ternak dan tradisi itu terus dilakukan hingga saat ini.

Membantu Perekonomian Masyarakat

Masyarakat merasa pesta tahunan ini menjadi ajang mencari tambahan perekonomian menjelang Ramadhan. Terlebih, pada bulan Ramadhan lonjakan harga sembako sering terjadi.

Seperti Zulkarnain, pedagang lemang mengaku selalu memanfaatkan momen ini untuk menambah pundi-pundi rupiah.

"Saya jual lemang, ini setiap tahun diadakan. Biasanya, dua Minggu sebelum bulan Ramadhan diadakan pesta tapai. Kalau dalam muslim, dia di bulan Syaban dibuat," ujar pria yang akrab disapa Unai ini, Selasa (11/2/2025).

Ucapnya, selain menjual lemang, dirinya juga menjual Tapai, Kepah Serai, Srikaya, kue cincin dan berbagai makanan khas Melayu Batubara lainnya.

"Lemang ada yang Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu, untuk yang lemang durian ada Rp 30 ribu dan 40 ribu sesuai ukuran. Untuk tapai, dijual perporsi. Ada yang Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan yang lainnya juga segitu," ujarnya.

Ia mengaku, uang hasil penjualan tersebut dapat dijadikan sebagai modal membeli pakaian dan beberapa kue untuk memeriahkan hari lebaran.

"Alhamdulilah bisa untuk mempersiapkan diri di lebaran nanti. Mengingat bantu-bantu untuk membuat kue lebaran," katanya.

Pedagang lain, Sumriah mengaku dalam satu malam, dirinya dapat menjajakan 200 hingga 300 porsi tapai.

"Kalau hari libur seperti Sabtu dan Minggu, bisa lebih sampai 500 porsi. Kalau dihitung bisa dapat Rp 2 juta satu malam," ujarnya.

Ia mengaku, sudah berjualan sejak 20 tahun lamanya. Meskipun musiman, ia mengaku sangat bersyukur karena bisa mendapatkan rezeki lebih.

Kisah Mistis di Baliknya

Dibalik kemeriahannya, Pesta Tapai juga memiliki beberapa cerita mistis yang menyelimuti ramainya dagangan masyarakat.

Dimana, menurut kepercayaan masyarakat, selain manusia, terdapat kaum bunian turut ikut memeriahkan pesta Tapai di Desa Dahari Selebar itu.

Widagurna, mengaku sepekan sebelum diselenggarakannya Pesta Tapai, ada cerita mistis yang dialami oleh masyarakat. 

"Waktu itu, masih dirancang terkait pesta tapai ini beberapa hari sebelum dimulai. Karena magrib, kami memutuskan untuk salat. Saat itu, jamaah tidak ramai dan dapat dihitung. Namun, saat salat, seusai baca Al Fatihah, tiba-tiba ramai yang menyambut Aamiin dari imam," ujar Widagurna.

Ia awalnya tidak terlalu percaya dengan hal mistis yang dibicarakan oleh masyarakat. Namun, setelah mengalaminya sendiri, Widagurna akhirnya mempercayai mitos tersebut.

Sementara, kepala Desa Dahari Selebar, Efendi mengaku setiap tahun mendapatkan laporan masyarakat terkait adanya pembeli aneh yang diduga sebagai orang bunian.

"Kaum Bunian, setiap tahun ada saja terdengar seperti ini," ujar Efendi.

Jelasnya, kejadian aneh ini kerap terdengar di telinga masyarakat. Namun, masyarakat yang mengetahui sudah merasa nyaman dengan keberadaan kaum bunian tersebut. 

"Beberapa tahun lalu, ada satu mobil penumpang yang membawa rombongan bunian yang khusus turun di pesta tapai. Supir mopennya juga mengakui bahwa mereka memang berbeda dengan manusia, karena kaum bunian tersebut terlihat tidak terlalu meriah dalam pesta tapai, namun selalu ada setiap tahunnya," jelasnya.

Hal tersebut diperkuat dengan lakunya seluruh dagangan para pedagang yang berjualan di sepanjang jalan Desa Dahari Selebar. 

Pemerintah akan Gandeng UMKM Lokal

PJ Bupati Batubara, Heri Wahyudi telah meresmikan Pesta Tapai pada Sabtu (8/2/2025) untuk digelar menyambut bulan Ramadhan.

"Pesta tapai bukan hanya sekedar tradisi yang kita rayakan setiap tahun, akan tetapi harus menjadi momentum bagi UMKM untuk berkembang," ujar Heri.

Ia berharap, kedepan Pemkab Batubara berkolaborasi dengan UMKM setempat untuk menetapkan harga yang sesuai dengan tapai, lemang dan makanan lainnya agar UMKm dapat bersaing.

Sementara Bupati Batubara terpilih, Baharuddin Siagian menjanjikan akan ada hiburan yang lebih meriah di Pesta Tapai di tahun depan.

Menurutnya, pesta Tapai merupakan ikon budaya di Kabupaten Batubara yang wajib di lestarikan dan dimanfaatkan sebagai pengembangan UMKM lokal.

"Kedepannya pesta tapai harus lebih meriah dengan mendirikan panggung yang setiap malamnya menampilkan hiburan berbagai etnis dari tiap-tiap desa. Dan pesta tapai kedepannya harus dijadikan ikon kebudayaan Kabupaten Batubara," katanya.

(cr2/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved