Berita Viral

SOSOK Valyano Boni Raphael Dipecat dari SPN Jelang Pelantikan, Anak AKBP Bonifacius Disebut Idap NPD

Inilah sosok Valyano Boni Raphael, siswa SPN Polda Jabar yang dikeluarkan 6 hari jelang pelantikan. 

Kolase Tangkapan layar Youtube TVR PARLEMEN
DIPECAT DARI SPN- Sosok Valyano Siswa SPN Polda Jabar Disebut NPD oleh Polwan,Sabtu (8/2/2025). Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Dr. Nariyana mengungkap hasil kejiwaan Valyano Boni Raphael, siswa Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN) disebut NPD 

Memang Valyano Boni Raphael memiliki kemampuan menyampaikan ide pikiran, namun cara berpikirnya kurang matang.

"Terperiksa memiliki kerentanan yang perlu diantisipasi agar mampu menjalani pendidikannya dengan baik yaitu terperiksa memiliki kemampuan untuk menyampaikan ide pikiran yang cukup baik hanya saja cara berpikirnya yang kurang matang dan cenderung mencari solusi yang cepat dan instant ketika menghadapi masalah atau situasi tekanan," katanya,

Baca juga: Rapidin Kunjungi Maestro Musik Tiup Balige yang Rumahnya Hangus Terbakar, Beri Semangat dan Bantuan

Baca juga: SOSOK Siswi SMA di Sidoarjo Polisikan Ayah Kandungnya Sendiri karena 10 Tahun Tak Dinafkahi

Selain itu, Valyano Boni Raphael memiliki kebutuhan besar dalam menonjolkan diri serta validasi dari orang lain.

"Terperiksa memiliki kebutuhan yang cukup besar dalam menonjolkan diri dan mendapatkan pengakuan orang lain sehingga menjadikan terperiksa rentan untuk mengalami masalah karena sikap dan perilaku yang disalahartikan oleh lingkungan yang belum mengenalnya," jelasnya.

Diketahui, Valyano Boni Raphael merupakan anak dari AKBP Bonifansius dan Veronica Putri Amalia.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI, Polwan Ipda Ferren Azzahra Putri engaku telah ditugaskan memeriksa Valyano.

"Saat itu kami yang ditugaskan memeriksa Faliano Boni Ravael, kamu yang melakukan wawancara dan kami yang melakuakan tes psikologi," kata Ipda Farren Azzahra Putri lewat Youtube TV Parlemen yang dikutip Sabtu (8/2/2025).

Ia mengatakan bahwa Valyano mengalami NPD karena berteriak 'Brimob' saat lari.

"Betul kami menyebutkan bahwa yang bersangkutan itu NPD hanya saja yang kami sebutkan saat pemulangan salah satu contoh perilaku yang merujuk ke NPD. Seperti yang tertulis di dalam keberatan, contoh anak kami dinyatakan NPD adalah saat lari bersama siswa anak kami bersorak 'Brimob' dan itu dianggap oleh Bakpesi Polda Jabar NPD," kata Ipda Farren Azzahra.

Pernyataan tersebut ternyata membuat Ahmad Sahroni meradang.

"Ini asumsi bukan hasil dari yang tadi disampaikan Kabidokkes kan ? ini baru asumsi dari apa yang ibu Ferren beri laporan," kata Sahroni.

"Ini bukan asumsi ini hasil analisa kami," timpal Farren.

"Itulah itu yang dinamain asumsi tapi bahasa kerennya analisa. Tapi yang dianalisas bu Farren hanya sebatas analisa, tapi Kabidokkes tadi sudah menyampaikan hasilnya bahwa a, b, c, d berarti analisa ibu Farren dipatahkan Kabidokkes," kata Ahmad Sahroni.

"Saya juga bingung bagaimana cara kerjanya, memvonis orang menderita sebuah penyakit berdasar informasi katanya. Lalu disimpulkan," katanya.

Ia mengatakan secara ilmiah pun diagnosis Ferren terhadap Valyano seharusnya tidak sah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved