Berita Medan

Cerita Ari Remaja di Medan, Pilih jadi Manusia Silver Gegara Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan

Mereka mendekati para pengendera sambil menyodorkan kresek dengan harapan ada pemilik kendaraan yang memberikan uang kepada mereka. 

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANISA
MANUSIA SILVER- Sejumlah remaja di Medan sedang menjalankan aksinya menjadi manusia silver di simpang lampu merah Putri Hijau, Minggu(9/2/2025). Alasan Mereka menjadi manusia silver gegara sulitnya mendapatkan pekerjaan di Medan. 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sejumlah remaja mendatangi tiap-tiap pengendara roda dua dan empat di simpang lampu Merah jalan Putri Hijau, Kecamatan Medan Barat.

Mereka mendekati para pengendera sambil menyodorkan kresek dengan harapan ada pemilik kendaraan yang memberikan uang kepada mereka. 

Pantauan Tribun Medan, ada sepuluh remaja di simpang lampu merah jalan Putri Hijau. Tubuh mereka dilumuri cat berwarna silver.

Mulai dari rambut hingga kaki mereka. 

Namun seluruh mata remaja yang dilumuri cat berwarna silver ini terlihat merah dan seperti menahan pedih.

Mereka menyusuri satu per satu kendaraan tanpa menggunakan alas kaki setiap kali lampu lalu lintas mulai merah.

Sesekali terlihat mereka mengangkat kakinya karena tidak tahan menginjak aspal yang panas karena cuaca yang cukup terik. 

Saat mendekati kendaraan mereka menundukkan badannya berkali-kali kemudian menengadahkan kresek ke kaca mobil.

Sebagian pengendara roda empat terlihat iba dan membuka jendela serta memasukkan uang ke kantong kresek yang mereka bawa. 

Namun, pada saat lampu lalu lintas kembali hijau mereka minggir sebentar ke arah tempat yang teduh.

Apabila lampu merah lagi, mereka kembali menjalankan aksinya.

Sesekali juga terlihat mereka berlari dan sembunyi saat mobil penertiban manusia Silver dari pihak Satpol PP dan Dinsos Medan sedang mengadakan razia. 

Namun saat mobil tersebut sudah tidak di lokasi, mereka kembali menjalankan aksinya. 

Seorang remaja yang sudah 6 bulan menjadi manusia silver di Simpang lampu merah Putri Hijau, Ari menceritakan alasannya memilih menjadi manusia silver kepada Tribun Medan.

Diceritakan Ari, alasannya menjadi manusia silver lantaran sulitnya mencari pekerjaan di Kota Medan. Terlebih dirinya hanya mampu menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA. 

Ari (17)mengatakan, dibandingkan dia melakukan tindakan kriminal seperti membegal, mencuri dan lain-lain, ia lebih memilih menjadi manusia silver

Perjalan Ari, menjadi manusia silver tidak direncakan. Tak ada niatnya untuk menjadi manusia silver.

Namun, keadaan keluarga yang ekonominya terbatas, membuat ia memilih manusia silver menjadi pekerjaannya.

"Sejak lulus SMA, saya sudah coba cari kerja ke sana kemari. Tapi sulit sekali dapat pekerjaan di Medan. Sementara saya tidak melanjutkan kuliah karena terkendala biaya. Akhirnya saya lihat ada teman saya yang jadi manusia silver.

Saya tanya-tanya. Dibanding menganggur dan membuat orang tua saya sedih akhirnya saya putuskan untuk menjadi manusia silver," jelasnya kepada Tribun Medan. 

Ari bercerita, awalnya orang tuanya tidak pernah tahu kalau dirinya bekerja sebagai manusia silver.

"Enggak tahu, jadi tahunya orang tua saya pergi aja. Sampai di titik rel jalan Bambu, saya mulai cat badan saya bersama kawan-kawan. Sebelum pulang ke rumah saya bersih-bersih di sungai. Jadi enggak ketahuan," tuturnya. 

Namun, pada akhirnya sang ibu mengetahui pekerjaannya jadi manusia silver.

"Ketahuannya pada saat saya tertangkap razia oleh petugas Satpol PP Medan. Pada saat ditangkap itu, orang tua wajib datang. Jadi sedihlah saya, karena ibu saya tahu," jelasnya.

Dikatakannya, sejak ketahuan oleh sang ibu, ibunya sudah berkali-kali memperingatkan agar tidak bekerja menjadi manusia silver.

"Tapi gimana, saya mau punya uang. Cari pekerjaan susah. Jadi saya tetap nekat menjadi manusia silver," jelasnya.

Menurutnya, penghasilannya jadi manusia silver paling besar bisa mendapatkan Rp 150 ribu per hari. 

"Dibanding saya mencuri, membegal dan melakukan tindak kejahatan lainnya. Saya memilih jadi manusia silver. Kalau penghasilan tak menentu. Kalau hari biasa itu Rp 50-80 ribu per hari. Kalau hari besar seperti sekarang Imlek biasanya bisa Rp 150 ribu. Tapi itu sangat jarak,"tuturnya. 

Diakuinya, selama menjadi manusia silver badannya sering merasa gatal, panas dan merah. 

"Apalagi kalau matahari lagi panas-panasnya itu efeknya ke badan panas mata jadi perih dan memerah," jelasnya.

Dikatakannya, tidak ada waktu atau jadwal dia bekerja. 

"Kalau jam kerja, gak nentu kadang pagi, kadang siang. Tapi pastinya saya hanya tahan 6 jam saja. Kalau lewat itu mata perih dan memerah," tuturnya. 

Ari juga bercerita ia bersama teman-temannya selalu sembunyi jika ada mobil Satpol PP melintas 

"Selalu sembunyi dulu. Karena kalau ditangkap itu ribet. Kami kaya sudah melakukan kejahatan yang paling parah. Sampai ditempat penertiban kami pun di suruh suruh melakukan ini itu. Walaupun setelah itu kami dipulangkan, tapi ribet aja," jelasnya.

Untuk itu, Ari meminta agar pemerintah mempermudah atau membuka lowongan kerja sebanyak-banyaknya. 

"Gimana cari kerja susah, kalau kami jadi manusia silver kami dirazia. Maunya pemerintah lah buka lowongan kerja sebanyak-banyaknya. Dan permudah kami masuk kerja. Gak ada orang yang mau jadi manusia silver kalau tidak karena keadaan ekonomi yang mendesak," jelasnya. 

(cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved