Berita Samosir

STATEMENT Kabid HAM Flora Nainggolan Usai Tinjau Rumah Darma Ambarita yang Terisolasi di Samosir

Tim dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Sumatera Utara mengunjungi rumah Darma Ambarita di Desa Unjur, Samosir

Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Juang Naibaho
HO/SINTA SIHOTANG
RUMAH TERISOLASI - Satu keluarga terisolasi karena sekeliling rumahnya dikeruk orang lain buntut sengketa tanah di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin (21/1/2025). Anak mereka harus dibantu sang ayah untuk melintasi genangan air. 

Kondisi yang dialami Darma bersama istri dan dua anaknya yang masih kecil, beredar viral di medsos. Dalam video yang beredar, terlihat ratapan pilu bocah berusia lima tahun yang hendak berangkat ke sekolah. 

Bocah yang telah mengenakan seragam sekolah lengkap tersebut, melangkah kecil beranjak dari rumahnya. Sekitar dua meter berjalan, langkahnya terhenti. Ada parit dengan lebar sekitar 2 meter dan kedalaman 2,5 meter terbentang di hadapannya. 

Darma kemudian turun dan masuk lebih dulu ke dalam parit berisi air setinggi 1 meter. Barulah kemudian dia mengulurkan tangannya bersiap menggendong anaknya untuk melewati parit tersebut, dan selanjutnya pergi ke sekolah.

“Bapak Presiden, tolonglah kami. Gak ada lagi jalan (ke rumah) kami. Klo aku sekolah harus lewat air, digendong bapak ku,” ucap bocah tersebut dengan lirih.

Hal itu terpaksa dilakukan keluarga Darma Ambarita hari-hari belakangan. Saat ini rumahnya terisolasi. Parit itu dikeruk oleh Trapolo Ambarita yang mengklaim sebagai pemilik tanah. Di sisi lain, Darma juga mengklaim keluarganya mendiami tempat tersebut secara turun-temurun empat generasi.

Di rumah yang terbuat dari bahan kayu itu, Darma Ambarita tinggal bersama istrinya, Rentina Sihotang, dan dua anak mereka, Yosefin Ambarita dan Jovanka Ambarita, yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Sejak munculnya persoalan warisan tanah yang ditinggalinya, dan berujung pembuatan parit di sekeliling rumah, akses keluar masuk rumah Darma memang terputus. Untuk beraktivitas ke luar rumah, keluarga ini harus lebih dulu nyebur ke parit tersebut. 

Darma menuturkan, rumah yang diwariskan orang tuanya itu dibangun sejak 1982. Setelah orangtuanya meninggal, Trapolo Ambarita datang sekitar tahun 2019 silam dan mengklaim bahwa tanah yang mereka tempati miliknya.

Darma bilang, ayah TA semasa hidup tinggal di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, berdampingan dengan ayah Darma.

Pada 6 Januari 2025, Trapolo Ambarita datang sambil membawa alat berat lalu menggali sekeliling rumah Darma. 

Setelah beredar video viral tentang keluarga Darma, pada Jumat (31/1/2025) lalu, Bripka Tumbur Sitohang, seorang Polisi Desa (Bhabinkamtibmas), bersama sejumlah elemen masyarakat, bergotong royong membangun sebuah jembatan kayu.

Bagi banyak orang, ini mungkin hanya jembatan sederhana. Tetapi bagi keluarga Ambarita, ini adalah jalan menuju kehidupan yang lebih baik.  

"Semoga ini bermanfaat bagi keluarga Ambarita, dan sudah kita pasang dengan kokoh," ujar Bripka Tumbur.

Keluarga Darma Ambarita tak bisa menyembunyikan rasa harunya dan berterima kasih atas pembangunan jembatan tersebut.

Baginya, jembatan itu kini berdiri, bukan hanya sebagai penghubung antara rumah dan dunia luar, tetapi juga sebagai simbol kasih dan kepedulian.

"Sekarang kami tidak lagi terkurung di rumah sendiri. Anak-anak bisa pergi ke sekolah tanpa harus bersusah payah. Saya dan keluarga sangat berterima kasih kepada semua yang telah peduli, termasuk bapak polisi desa yang datang membangun ini," ucapnya.(Arjuna Bakkara/Tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved