TRIBUN WIKI

Mengenal Jam Kiamat atau Doomsday Clock yang Begerak Maju, Jadi Ancaman Bagi Manusia

Jam Kiamat adalah simbol yang mewakili kemungkinan terjadinya bencana global yang disebabkan manusia. Pada 2025, Jam Kiamat bergerak maju

Editor: Array A Argus
bing image ai
ILUSTRASI- Jam Kiamat atau Doomsday bergerak maju satu detik dan mengancam kehidupan manusia. Bergeraknya jarum jam menandai adanya masalah pada bumi.(bing image ai) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Pernah kah kalian mendengar tentang Jam Kiamat atau Doomsday Clock ?

Ya, Jam Kiamat adalah simbol yang mewakili kemungkinan terjadinya bencana global yang disebabkan manusia.

Diresmikan pertama kali pada Juni 1947 oleh Buletin Ilmuwan Atom (Bulletin of the Atomic Scientists), tengah malam yang ditandai dengan dua jarum menunjuk angka 12 diartikan sebagai hari kiamat.

Oleh karena itu, semakin mendekati tengah malam, para ilmuwan menilai semakin bahaya pula bencana dunia yang terjadi.

Baca juga: Mengenal Modifikasi Cuaca Serta Manfaatnya Bagi Kelangsungan Hidup Manusia

Jam Kiamat terus bergerak maju secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir, yang menandakan Bumi tak lagi aman untuk manusia.

Pada Selasa (28/1/2025), jarum jam bergeser satu detik lebih dekat ke tengah malam, menunjukkan hanya tersisa 89 detik sebelum skenario kehancuran global terjadi.

Dikutip dari Kompas.com, keputusan untuk memajukan jarum jam ini diumumkan oleh Bulletin of the Atomic Scientists, lembaga yang menetapkan Jam Kiamat pada awal Perang Dingin.

Baca juga: Mengenal Ikan Dingkis yang Diburu saat Imlek, Harganya Bisa Mencapai Ratusan Ribu Perkilogram

Alasan pergeseran jarum jam tersebutmencerminkan kekhawatiran atas eskalasi ketegangan nuklir, perubahan iklim, dan penyebaran disinformasi yang semakin meluas.

Ancaman global yang meningkat

Dikutip dari Kompas.com, Bulletin of the Atomic Scientists mengulas bahwa keputusan ini diambil hanya seminggu setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk masa jabatan keduanya.

Sejumlah kebijakan yang diambil dalam beberapa hari pertama pemerintahannya memicu kekhawatiran komunitas internasional, termasuk kebijakan luar negeri yang lebih agresif dan langkah mundur dalam kerja sama global.

Baca juga: Mengenal Rudal BrahMos Buatan India-Rusia yang Kabarnya akan Dibeli Prabowo Seharga 450 juta Dollar

Selain itu, faktor lain yang turut berkontribusi adalah peningkatan suhu global pada 2024 yang mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah, serta dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

"Dengan posisi 89 detik menuju tengah malam, Jam Kiamat berada paling dekat ke bencana dalam sejarah," ujar mantan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, yang juga menjabat sebagai Ketua The Elders, kelompok yang terdiri dari mantan pemimpin dunia.

Ia menekankan bahwa pergerakan ini menjadi peringatan serius bagi dunia.

Baca juga: Mengenal Aplikasi Red Note yang Viral Dipakai di Amerika Serikat, Digadang Pesaing Berat TikTok

"Jam ini mencerminkan ancaman eksistensial yang kita hadapi serta perlunya persatuan dan kepemimpinan yang berani untuk memundurkan jarumnya," kata Santos dalam konferensi pers di Washington DC, Amerika Serikat.

Disinformasi semakin marak

Selain ancaman nuklir dan perubahan iklim, para ahli juga menyoroti dampak negatif dari disinformasi yang semakin marak di era digital.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved