TRIBUN WIKI
Mengenal Modifikasi Cuaca Serta Manfaatnya Bagi Kelangsungan Hidup Manusia
Modifikasi cuaca adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah kondisi cuaca dengan tujuan tertentu, seperti meningkatkan atau mengurangi curah hujan
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Jakarta akhir-akhir ini sering melakukan modifikasi cuaca.
Tujuannya, tentu saja untuk mencegah banjir dan bencana alam lainnya.
Sudah 1.600 Kg garam yang disemai dalam proses modifikasi cuaca ini.
Baca juga: Apa Itu DeepSeek AI dan Cara Mengakses Hingga Mengioperasikannya
Harapannya, untuk memutus suplai massa udara basah yang masuk ke Jakarta.
Namun, tahu kah Anda apa sebenarnya modifikasi cuaca ini?
Sejak kapan modifikasi cuaca ada?
Modifikasi Cuaca
Modifikasi cuaca adalah tindakan yang dilakukan untuk mengubah kondisi cuaca dengan tujuan tertentu, seperti meningkatkan atau mengurangi curah hujan.
Ini merupakan suatu bentuk teknologi yang dikenal sebagai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), yang bertujuan untuk mencapai kondisi cuaca yang diinginkan melalui metode tertentu.
Baca juga: Apa Itu Hipertrofi Konka? Penyakit yang Diidap Glenn Alinskie, Gejalanya Termasuk Karena Mendengkur
Dikutip dari Kompas.com, di era modern, modifikasi cuaca secara ilmiah telah dimulai pada tahun 1946 oleh Vincent J. Schaefer dan Irving Langmuir General Electric Research Laboratories di Schenectady, N.Y. Schaefer.
Keduanya menemukan bahwa cuaca dapat dimodifikasi yakni saat melihat butiran es kering atau karbon dioksida beku yang dijatuhkan ke dalam awan yang terdiri dari air.
Tetesan air dengan cepat digantikan oleh kristal es, yang ukurannya bertambah dan kemudian jatuh ke dasar kotak.
Eksperimen modifikasi cuaca yang dilakukan Schaefer-Langmuir di laboratorium dan atmosfer menunjukkan bahwa apa yang disebut awan superdingin, yakni awan yang terdiri dari tetesan air pada suhu di bawah titik beku, dapat menghilang.
Baca juga: Apa Itu PPPK Paruh Waktu, Status, Gaji dan Jabatannya
Ketika awan yang sangat dingin ditaburi butiran es kering, maka kristal es akan terbentuk dan tumbuh cukup besar lalu jatuh dari awan.
Selain es kering, zat lain juga dapat digunakan dalam modifikasi cuaca ini untuk menyemai awan.
Misalnya, ketika perak iodida dan timbal iodida dibakar, maka zat-zat tersebut akan menghasilkan asap dari partikel-partikel kecil.
| Kisah Ronny Pasla, 'Si Macan Tutul' Bikin GBK Bergemuruh Gagalkan Tendangan Dewa Sepak Bola Brasil |
|
|---|
| SOSOK Kiandra Ramadhipa, Pebalap Muda Indonesia Tempati Posisi 5 di ETC 2025 |
|
|---|
| Profil Prof Yohanes Surya, Fisikawan yang Pilih Mundur dari Jabatan Komisaris Independen PT Telkom |
|
|---|
| Profil Petrus Fatlolon, Eks Bupati Tanimbar yang Dulunya Dosen, Kini Masuk Penjara |
|
|---|
| Profil dan Agama Aisha Retno, Penyanyi Keturunan Indonesia yang Sebut Batik dari Malaysia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/cuaca-buruk-sumut-1.jpg)