Deli Serdang Terkini

Hewan Ternak Babi di Deli Serdang Bermatian, Pemkab Antisipasi Ada Pembuangan ke Sungai dan Laut

Ternak babi yang ada di Kabupaten Deli Serdang kini mulai bermatian akibat terjangkit virus Flu Babi Afrika (African Swine Fever).

|
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN
TERNAK BABI MATI - Peternak babi di Desa Lae Nuaha, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi mengamati babi ternaknya yang terbujur lesu di lantai kandang, Jumat (18/10/2019). Saat ini ternak babi milik warga di Kabupaten Deli Serdang pada bermatian karena virus flu babi. 

Sehingga dikatakannya masyarakat sekitar tidak perlu takut. Adapun ciri-ciri ASF pada hewan ternak yaitu mati dengan waktu yang singkat spesifiknya demam tinggi dan tak mau makan.

“Karena ada laporan mengatakan ternaknya sakit kita langsung ambil sample 5 ekor. Jadi karena vaksinnya belum ada kita menggunakan OBH.

Seperti penyemprotan disinvectan. Kita tidak berhenti disini dan terus  melakukan koordinasi ke pak ginting untuk melakukan sosialisasi komunikasi informasi dan edukasi (KIE) ke masyarakat,” pungkasnya.

Apa itu demam babi Afrika?

Dilansir dari Kompas.com dari dari Buku Saku Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Asfivirus dan keluarga Asfarviridae.

Virus ini dapat menyerang babi yang diternakkan dan babi liar di segala usia, serta dapat membuat babi sakit dengan tingkat kematian 100 persen.

Penyakit ini tidak bersifat zoonosis dan hanya merupakan penyakit yang menyerang babi.

Namun, hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat demam babi Afrika.

Gejala demam babi Afrika

Penyakit yang menyerang babi ini dapat memicu timbulnya beberapa gejala. Adapun gejala demam babi Afrika yang perlu diketahui, yakni:

  • Demam tinggi, atau sekitar 41-42 derajat celsius
  • Lesu
  • Muncul bercak merah pada kulit
  • Keluar leleran pada mata atau hidung
  • Diare

Risiko kematian pada babi kemudian dapat meningkat dalam 6-13 hari, atau hingga 20 hari setelahnya.

Dikutip dari World Organisation for Animal Health (WOAH), masa inkubasi penyakit ini umumnya adalah selama 4-19 hari, dengan periode akut selama 3-4 hari.

Namun, serangan virus yang kurang atau tidak mematikan umumnya tidak memicu gejala yang serius dan dapat berkembang dalam jangka waktu 2-15 bulan.

Babi yang tidak mengalami kematian karena virus ini dapat menjadi pembawa virus seumur hidup.

Penyebab demam babi Afrika

Penyakit demam babi Afrika disebabkan oleh virus dari genus Asfivirus dan keluarga Asfarviridae.

Virus ASF dapat bertahan selama beberapa hari dalam beberapa material tanpa perlakuan apapun.

Misalnya, di dalam urine, virus ASF dapat bertahan hingga 15 hari. Sedangkan dalam daging olahan yang disimpan pada suhu ruang adalah selama 105-300 hari.

Penularan demam babi Afrika

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved