Medan Terkini

USU Tambah 6 Guru Besar, Berikut Nama-nama dan Bidangnya

6 Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara (USU) dengan masing-masing bidangnya resmi dikukuhkan.

|
DOK/HUMAS USU
KAMPUS USU - USU tambah 6 guru besar di awal tahun 2025, Kamis (30/1/2025). Sebanyak 52 guru besar telah dilantik sepanjang tahun 2024 hingga awal tahun 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - 6 Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara (USU) dengan masing-masing bidangnya resmi dikukuhkan.

Adapun, enam Guru Besar yang resmi dikukuhkan adalah:

Prof. Dr.Drs. Kerista Tarigan, M.Eng.Sc., dari Fakultas MIPA,

Prof. Dr. Ir. Charloq Rosa Nababan, M.P., dari Fakultas Pertanian,

Prof. Dr. Reni Asmara Ariga, SKp., M.A.R.S., dari Fakultas Keperawatan,

Prof. Khairunnisa, S.Si., M.Pharm., Ph.D., Apt., dari Fakultas Farmasi,

Prof. Dr. Edy Ikhsan, S.H., M.A., dari Fakultas Hukum, dan

Prof. Dr. Romi Fadillah Rahmat., B.Comp.Sc., M.Sc., dari Fakultas Ilkom-Ti.

Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, menuturkan bahwa selama periode 2024 hingga 2025 sudah terdapat 52 jumlah total Guru Besar Tetap yang dikukuhkan.

Hal ini menjadi capaian untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di lingkungan universitas. Selain itu, para Guru Besar harus mempertahankan kualitas dan mutu dalam bidang yang ditekuninya.

“Begitu juga mempertahankan dan meningkatkan kinerja tugas tri dharma tidak kalah pentingnya ketika meraih jabatan tertinggi ini bagi seorang guru besar,” tutur Rektor.

Rektor menambahkan bahwa Guru Besar harus beradaptasi dengan perkembangan di era globalisasi yang sangat signifikan ini.

Penelitian yang akan dilakukan kedepannya juga harus sesuai dengan perkembangan dan dinamika global.

“Meskipun tugas tri dharma sudah dilakukan, harus menyesuaikan adanya perubahan,” ucapnya.

Prof. Dr. Edy Ikhsan, Guru Besar yang tutur dikukuhkan sekaligus Wakil Rektor I USU, mengatakan bahwa Guru Besar sangat berperan dalam memajukan universitas baik dari segi akademik maupun kontribusi terhadap penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

“Dengan entitas guru besar yang cukup banyak untuk memberikan kontribusinya bagi dunia pendidikan dan peradaban,” katanya.

Lebih lanjut, Prof. Edy, melakukan riset yang berkaitan dengan Tanah Adat Suku Melayu yang ada di Sumatera Utara.

Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa terdapat persoalan serupa terkait kurangnya perhatian negara dalam memberikan perlindungan terhadap keberadaan tanah adat mereka.

“Riset saya sudah saya mulai sejak 22 tahun yang lalu terkait dengan hilangnya tanah-tanah orang melayu di Sumatera Utara,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Charloq Rosa Nababan, melakukan riset untuk mengelola karbon dari limbah tanaman diubah menjadi biochar.

Hal ini berfungsi sebagai pembenah tanah, menyuburkan tanah-tanah petani dan perkebunan.

“Dari limbah-limbah tanaman yang dimanfaatkan untuk ekosistem tanah dan kesuburan tanah,” jelasnya.

(cr26/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved