Berita Viral

MENYEDIHKAN Rumah Warga di Tepi Danau Toba Dikeruk Sekelilingnya, Tangis Pilu Keluarga Nyebur Keluar

Kejadian mengerikan pada Senin (21/1/2025) di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.

|
Editor: AbdiTumanggor
HO/SINTA SIHOTANG
RUMAH TERISOLASI: Tangis pilu satu keluarga di tepi Danau Toba, di sekeliling rumahnya dikeruk orang lain yang diduga lebih memiliki kemampuan materi. Peristiwa di luar kemanusiaan ini terjadi ini Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Senin (21/1/2025). Rumah itu ditempati keluarga Darma Ambarita dan istrinya Rentina Sihotang. Tampak anak mereka harus dibantu sang ayah, Ambarita untuk melintasi genangan air yang telah dikeruk orang lain. (HO/SINTA SIHOTANG) 

Peristiwa ini menjadi pengingat tentang betapa pentingnya untuk menjaga rasa aman dan kedamaian bagi anak-anak.

Masa kecil mereka seharusnya diisi dengan tawa dan kebahagiaan, bukan dengan ketakutan yang merusak masa depan mereka.

Dikunjungi Anggota DPR RI Rapidin Simbolon 

Anggota DPR RI Komisi XIII yang membidangi Hukum dan HAM, Rapidin Simbolon mengunjungi rumah Darma Ambarita yang kini bak pulau terisolasi, Rabu (29/1/2025).

Ia berjalan hati-hati di sekitar rumah yang kini bagaikan pulau terisolasi, matanya menyapu kondisi sekitar dengan raut wajah prihatin.  

“Saya sudah melihat video kejadian ini, membaca laporan, dan mendengar sendiri cerita keluarga. Saya benar-benar miris,” ujar Rapidin dengan nada berat.

Rapidin Simbolon, anggota DPR RI dari Komisi XIII, mengunjungi keluarga Ambarita di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, pada Rabu (29/1/2025). Dalam kunjungan tersebut, Rapidin menyampaikan keprihatinannya atas kondisi dua anak kecil, Yosefin Ambarita dan Jovanka Ambarita, yang terancam keselamatannya akibat pengerukan tanah yang mengelilingi rumah mereka.
RAPIDIN KUNJUNGI RUMAH DARMA - Rapidin Simbolon, anggota DPR RI dari Komisi XIII, mengunjungi keluarga Ambarita di Desa Unjur, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, pada Rabu (29/1/2025). Dalam kunjungan tersebut, Rapidin menyampaikan keprihatinannya atas kondisi dua anak kecil, Yosefin Ambarita dan Jovanka Ambarita, yang terancam keselamatannya akibat pengerukan tanah yang mengelilingi rumah mereka. (IST)

"Bayangkan, setiap hari anak-anak ini harus diangkat oleh ayahnya hanya untuk bisa pergi ke sekolah. Parit ini bukan sekadar galian tanah, ini ancaman nyawa bagi mereka."  

Rapidin lalu berjongkok, menatap Yosefin Ambarita dan Jovanka Ambarita, yang masih duduk di bangku TK yang memeluk erat ibunya.

Ia membelai kepala mereka, seolah ingin menenangkan ketakutan yang selama ini mereka pendam.

"Yang sabar, ya, Nak... Kita nanti akan perjuangkan," katanya dengan suara menenangkan.  

Ayah mereka, Darma Ambarita, menceritakan bagaimana anak-anaknya menjadi saksi langsung saat alat berat menggali tanah di sekitar rumah mereka. Ketakutan yang luar biasa membuat mereka tak berani keluar, bahkan untuk bermain seperti biasa.  

"Saat itu saya menyuruh mereka masuk ke rumah, karena saya takut mereka kenapa-napa," ujarnya.

"Tapi trauma itu masih ada. Mereka tak lagi merasa aman di rumah sendiri."  

Momen yang paling menyayat hati adalah ketika Yosefin, dengan polosnya, mengatakan bahwa ia ingin mengirim video pengerukan tanah itu ke sepupunya melalui WhatsApp.

"Dia bilang ke saya, ‘Video ini untuk dikirim ke abang sepupu, supaya tahu kalau datang ke rumah saya, dia tidak bisa lagi masuk,’" ucap Darma Ambarita, suaranya bergetar.  

Rapidin menatap anak-anak itu dengan mata berkaca-kaca.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved