Berita Viral

AYAH Bocah 7 Tahun yang Tewas Dibacok 3 Orang Turun dari Angkot Laporkan RSUD Bari: Tak Dijahit

Ayah dari bocah 7 tahun yang tewas dibacok tiga orang saat berada di minimarket melaporkan dua dokter RSUD Palembang BARI

HO
AYAH Bocah 7 Tahun yang Tewas Dibacok 3 Orang Turun dari Angkot Laporkan RSUD Bari: Tak Dijahit 

TRIBUN-MEDAN.com - Ayah dari bocah 7 tahun yang tewas dibacok tiga orang saat berada di minimarket melaporkan dua dokter RSUD Palembang BARI ke Polda Sumsel. 

Sang ayah, Tomi melaporkan dua dokter ini setelah mengetahui luka di tubuh anaknya akibat pembacokan sama sekali tak dijahit.

Hal ini diketahuinya saat hendak mengkafani jenazah sang anak.

Tomi didampingi kuasa hukumnya Albani Andrian SH mendatangi SPKT Polda Sumsel untuk melaporkan dua dokter berinisial AM dan AF.

Kuasa hukum keluarga korban, Albani Andrian SH mengatakan, diduga korban VS tidak mendapatkan pelayanan maksimal saat dilarikan ke RSUD BARI.

Sebab bocah malang tersebut dinyatakan meninggal setelah kurang lebih 3,5 jam berada di rumah sakit tanpa mendapat tindakan yang berarti.

Dia menjelaskan, tindakan pertama yang hendak dilakukan setelah keluarga beberapa jam menunggu di IGD, yakni menjahit luka bacok korban tetapi menunggu dibius.

Kemudian setelah 20 menit di kamar operasi dokter bedah keluar lagi dan berkata batal operasi karena drop saat dibius.

Baca juga: Pembayaran PBG dan BPHTB Gratis untuk MBR, Ini Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi

Baca juga: 19 Kepala Daerah Terpilih di Sumut yang Akan Dilantik 6 Februari 2025, Ini Daftarnya

Pihak rumah sakit membius VS untuk melakukan tindakan operasi, tapi dokter bius belum kunjung datang.

Ia mencurigai korban dibius oleh perawat, sebab dari pengakuan ayah korban, saat kejadian tidak bertemu dengan dokter AM.

"Setelah penanganan pertama korban dibius, ayah korban dipanggil oleh dokter bedah di lantai dua. Bilang kalau anaknya mau dioperasi. Sedangkan dokter anestesi-nya dan keluarga korban tidak pernah ketemu," ujar Albani kepada Tribunsumsel.com, Minggu (26/1/2025).

Tomi saat itu mengizinkan tindakan operasi yang hendak dilakukan dan keluar dari ruangan dokter.

Namun sekitar 20 menit menunggu, ia kembali dipanggil oleh dokter AF.

"Pak Tomi dipanggil lagi oleh dokter AF lalu mengatakan kalau anaknya tidak bisa dioperasi karena kondisinya drop akibat bius yang sebelumnya dimasukkan," katanya.

Karena menurut dokter tak bisa dioperasi akhirnya VS dibawa ke ruang PICU, di sana kata Albani, Tomi melihat perawat berusaha memompa dada anaknya agar sadar dan bernafas.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved