Sosok
Cerita Dewi Tri Wibowo, Hadapi Tantangan Jadi Guru Bahasa Prancis di Tengah Perbedaan Budaya
Menurut beberapa orang menjadi seorang guru adalah profesi yang merupakan panggilan jiwa.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Menurut beberapa orang menjadi seorang guru adalah profesi yang merupakan panggilan jiwa.
Tantangan dan tuntutan yang kerap tak sejalan dengan pendapatan dianggap sebagai momok bagi orang-orang.
Namun, menurut Dewi Tri Wibowo menjadi seorang guru adalah kesenangan untuknya. Meskipun ada banyak tantangan yang harus dilewati, tetapi baginya itu adalah suatu hal yang menyenangkan.
Apalagi Tri seorang guru bahasa Prancis, yang notabenenya masih sangat jarang dikenal oleh masyarakat.
Memutuskan menjadi guru, bukan hanya prihal harus mengajar dimana, tetapi juga dituntut lebih kreatif agar anak didik bisa menerima pelajaran tersebut.
Saat ini, Tri mengajar di salah satu sekolah khusus di Simalungun. Tantangan tersendiri baginya adalah ketika menghadapi murid yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan budaya.
“Jadi kalau mengajar mereka itu bukan hanya sekedar memberi tahu soal kosakata dan lainnya, tetapi bagaimana mereka ini bisa berdialog tapi meninggalkan logat aslinya. Ada yang Batak, Jawa bahkan ada dari Papua, Kalimantan,” ujarnya kepada Tribun Medan.
Untuk situasi tersebut Tri mengatasinya dengan memberikan kelas khusus untuk berlatih dialog.
Siswa diajaknya untuk berdialog didepan kaca, sambil melatih diri agar saat mengucapkannya tidak dengan logat asal mereka.
Bahasa Prancis sendiri menurut Tri sangat unik dan menarik, meskipun banyak orang belum familiar dengan bahasa ini.
“Kalau bahasa asing sekolah biasanya kan Jepang, Jerman atau yang umum saat ini bahasa Mandarin. Padahal bahasa Prancis juga cukup penting, karena masuk dalam bahasa PBB juga,” ungkapnya.
Tak jarang para siswa juga bertanya, apa gunanya belajar bahasa asing di pendidikan saat ini.
Apalagi sekolah tempat Tri mengajar umumnya mencetak para Taruna, yang akan terjun ke sekolah kedinasan, angkatan TNI maupun Polisi.
“Jadi mereka sering tanya apa gunanya kami belajar bahasa asing, kan mau jadi abdi negara gitu. Saya sampaikan ke mereka perlahan apa pentingnya kalau abdi negara juga perlu punya pengetahuan lebih termasuk bahasa asing,” katanya.
Sebagai lulusan bahasa asing khususnya Prancis bagi Tri masih sangat luas peluang kerjanya. Selain mengajar banyak dikatakannya lulusan Bahasa Prancis melanjutkan studi di luar negeri dan bekerja di kedutaan.
| Silsilah Tuan Rondahaim Saragih, Pahlawan Nasional asal Simalungun yang Ditetapkan Tahun 2025 |
|
|---|
| Tak Hanya Konten, Tri Utami Raudani Hadirkan Keberanian dan Kejujuran untuk Ibu-Ibu Muda |
|
|---|
| Sri Bunga Sirait, Mahasiswi USU yang Tetap Menjaga Nyala Musik Melayu |
|
|---|
| Sosok Sabar Saragih, Kadis Perhubungan Semasa Hidup, Bercita-cita Kurangi Jalan Rusak di Simalungun |
|
|---|
| PROFIL Komjen Suyudi Ario Seto yang Kini Menjabat Kepala BNN, Berikut Rekam Jejaknya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dewi-Tri-Wibowo_1.jpg)