Berita Viral
PEGAWAI Minimarket Tewas Ditusuk Pegawai Barbershop Gegara Wanita, Korban Disayat Pisau Lipat
Pegawai minimarket dan barbershop terlibat perkelahian gegara wanita. Perkelahian ini mengakibatkan pegawai minimarket tewas ditusuk.
TRIBUN-MEDAN.com - Pegawai minimarket dan barbershop terlibat perkelahian gegara wanita. Perkelahian ini mengakibatkan pegawai minimarket tewas ditusuk.
Peristiwa ini terjadi di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, Sengon, Jombang, Jawa Timur, Kamis (9/1/2025).
Kejadian itu melibatkan pegawai minimarket dengan pegawai barbershop.
Peristiwa ini diketahui terjadi pada sekitar pukul 22.00 WIB.
Akibat peristiwa tersebut, pegawai minimarket meninggal dunia di tempat.
Diketahui, dari berbagai sumber, pegawai minimarket yang tewas adalah S (20) pria asal Kediri.
Saksi mata di lokasi yang enggan disebut namanya mengatakan, saat itu S memang mendatangi F (25) pegawai barbershop, pria asal Kesamben, Jombang.
Saat didatangi S, F ketika itu tidak sedang berada di lokasi barbershop tempat ia bekerja.
Barulah setelah itu, mengetahui dirinya dicari oleh S, F meluncur ke lokasi barbershop.
Setibanya di lokasi, keduanya lalu terlibat adu mulut.
Diduga, keduanya bertengkar disebabkan karena seorang wanita.
"Adu mulut lalu keduanya itu adu fisik," ucapnya pada Jumat (10/1/2025).
Baca juga: DERETAN Artis Hollywood Korban Kebakaran Los Angeles, Mulai Paris Hilton hingga James Woods
Baca juga: Resep Sosis Ayam Homade untuk Anak yang Suka Jajan di Rumah
Saksi mengatakan, perkelahian kedua pria tersebut sengit dan tersangka menggunakan pisau lipat sebagai alat menyerang korban.
Duel adu fisik tersebut berakhir dengan S tewas akibat mengalami luka di bagian leher, dada dan pipi.
"Korban berdarah terus terkapar. Korban langsung dibawa ke rumah sakit," ungkapnya.
F kini sudah diamankan pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Beberapa barang bukti juga sudah diamankan, berupa pisau lipat dan kursi di barbershop.
TKW Tewas di Malaysia Tinggalkan 8 Anak
Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Bali bernama Ni Ketut Nurhayati (39) tewas di bunuh di Malaysia.
Jenazah Ni Ketut Nurhayati (39), tiba di Terminal Kargo Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Rabu (8/1) sekitar pukul 14:30 WITA.
Nurhayati diduga menjadi korban pembunuhan di Malaysia, tempatnya bekerja.
Jasadnya ditemukan di sebuah hotel dalam kondisi berlumuran darah dan tertutup selimut.
Namun kabar meninggalnya Nurhayati baru diketahui pihak keluarga pada Sabtu (4/1/2025) atau 4 hari setelah kejadian.
Pemulangan jenazah korban disambut suami korban, Komang Suinten yang datang bersama sejumlah kerabatnya.
Terlihat juga beberapa relawan yang membantu pemulangan jenazah Ni Ketut Nurhayati, agar dapat disemayamkan di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
Komang Suinten (38) suami korban mengatakan ia mengetahui kabar istrinya meninggal dunia dari anaknya yang mendapat informasi dari teman ibunya atau korban.
"Informasi awalnya anak saya memberi kabar kalau ibunya sudah tidak ada, didapat dari teman ibunya. Peristiwanya saya tidak tahu pasti tapi diceritakan sama temannya ngasih tahu ke anak saya bahwa ibu sudah tidak ada karena dibunuh begitu saja," kata Suinten.
Kendati demikian, Suinten telah mengikhlaskan kepergian istrinya dan cepat disemayamkan di desa-nya.
Komang Suwinten, suami Nurhayati mengungkapkan sosok istrinya itu.
Menurut Suwinten yang bekerja sebagai security ini, istrinya Nurhayati nekat menjadi TKW demi memperbaiki ekonomi keluarga.
Meskipun Nurhayati kerap sakit-sakitan.
Namun demi membahagiakan 8 orang anaknya, dia nekat bekerja sebagai TKW di Negeri Jiran Malaysia.
Hal ini diungkapkan suami Ketut Nurhayati bernama Komang Suwinten.
Sebelum berangkat ke Malaysia, Nurhayati bekerja di rumah membuat kue donat.
Namun karena kebutuhan yang semakin banyak, Nurhayati akhirnya memutuskan untuk bekerja di luar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Ia sempat meminta izin pada Suwinten.
"Saya awalnya tidak rela, karena dia orangnya sakit-sakitan. Orang desa pun sudah tau. Namun karena keinginannya yang besar untuk memperbaiki ekonomi keluarga, mengingat kami orang tidak punya sedangkan anak banyak, saya pun akhirnya mengizinkan," kata Suminten dikutip dari Tribun Bali, Rabu (8/1/2025).
Nurhayati kemudian menjalani pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang ada di Tulungagung, Jawa Timur.
Hingga satu setengah tahun lalu, ia mulai bekerja di Negeri Jiran meninggalkan suami dan delapan anaknya.
"Ini merupakan keberangkatan pertama dia sebagai PMI," ujarnya.
Menurut Suwinten, banyak cita-cita dan keinginan yang ingin dicapai Nurhayati setelah bekerja di luar negeri.
Salah satunya ingin memperbaiki ekonomi keluarga agar anak-anak bisa hidup lebih bahagia.
Walau demikian, pria 38 tahun itu enggan membeberkan lebih detail.
Sebab menurutnya, sebagai seorang ayah ia harus tetap terlihat tegar di depan anak-anak.
"Kalau mengingat itu saya otomatis akan mengenang masa lalu. Saya harus berusaha tetap tegar di depan anak-anak. Walaupun saya ketika menjemput jenazah istri di bandara, sebenarnya sudah tidak kuat," kata dia.
Suwinten mengatakan, Nurhayati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
Informasi ini diterimanya setelah tiga bulan Nurhayati bekerja sebagai PMI.
"Setelahnya saya lost kontak. Tahu-tahu dapat informasi seperti ini (Nurhayati meninggal--red)" ucapnya.
Nurhayati meninggal dunia pada 31 Desember 2024.
Informasi meninggalnya sang istri dia ketahui pada tanggal 4 Januari 2025 melalui sang anak, yang mendapat informasi dari media sosial.
"Saya sudah putus kontak setelah (Nurhayati) berangkat. Karena saya selaku suaminya ya saya masih tetap bertahan. Apalagi anak-anak banyak, anak saya ada 8. Yang besar 23 tahun jalan 24 tahun. Sedangkan yang paling kecil 3 tahun," sebutnya.
Terkait pemulangan jenazah sang istri, Suwinten berterimakasih kepada para relawan yang telah membantu.
Sebab ia sendiri juga tidak tahu harus bagaimana dan lapor ke mana pasca menerima kabar duka itu.
"Jadi saya mau istri saya datang lebih cepat biar anak-anak bisa lihat untuk yang terakhir kalinya, dan bisa saya kebumikan dengan layak sesuai agama saya. Karena kami di keluarga ini dua agama. Anak-anak yang besar agama Islam, sedangkan anak-anak yang kecil Hindu. Saya sendiri dan istri pun Hindu," ungkapnya.
Suminten mengatakan, saat tiba di Bali jenazah sang istri sudah dimandikan, disalatkan, dan dikafani.
"Saya bersyukur karena pasti kemudian doanya mereka akan menuju ke Tuhan. Tidak masalah bagi saya, yang penting istri saya sudah sampai di sini," imbuhnya.
Mengenai upacara pemakaman sang istri, Suwinten mengatakan belum dijadwalkan.
Sebab sesuai adat di Bali, pihaknya harus bertanya pada Kelihan Adat untuk mencari hari baik.
"Kalau saya sendiri, karena keturunan saya tidak boleh kena api, maka tidak bisa kremasi. Ngabennya tetap di kubur. Karena sudah dari turun temurun seperti itu," tandasnya.
(*/tribun-medan.com)
| NASIB Darma Washington Munthe Kritik Penyaluran BLT Agar Lebih Baik Malah Kini Muncul Minta Maaf |
|
|---|
| Mantan Istri Diisukan Selingkuh, Virgoun Diduga Sindir Inara Rusli, Singgung Kedok Agama |
|
|---|
| NASIB Karyawan Koperasi Asal Simalungun Bakar Rumah Nasabahnya di Wonogiri, Kini Ditangkap |
|
|---|
| PILU Penjaga Kantin di Bogor Dibunuh Tetangga yang Gelapkan Tabungannya, 2 Tahun Nabung Untuk Umrah |
|
|---|
| HOTMAN PARIS Tak Pengacara Nadiem Lagi di Tengah Kejagung Selidiki Kasus Investasi Telkomsel ke GoTo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pegawai-minimarket-dan-barbershop-terlibat-perkelahian-gegara-wanita.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.