PSMS Medan

Benny Tomasoa Minta PSMS Medan Berbenah Memperbaiki Manajemen Jika Ingin Bangkit ke Liga 1 Indonesia

Tim berjuluk Ayam Kinantan itu sudah berjuang keras mengarungi ketatnya persaingan Liga 2 Indonesia

Penulis: Aprianto Tambunan | Editor: Ayu Prasandi
HO
SKUAT-PSMS Medan melakukan latihan sebelum laga menghadapi PSPS Pekanbaru di Stadion Kaharuddin Nasution, baru-baru ini. PSMS Medan diminta berbenah memperbaiki manajemen jika ingin bangkit ke Liga 1 Indonesia. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Setelah 7 tahun degradasi dari kasta tertinggi Liga 1 Indonesia, tim PSMS Medan tak kunjung bisa menemukan titik terang untuk kembali bangkit ke-era kejayaannya.

Tim berjuluk Ayam Kinantan itu sudah berjuang keras mengarungi ketatnya persaingan Liga 2 Indonesia, namun sampai saat ini belum juga berbuah manis.

Hal ini pun membuat banyak pihak kecewa, tak terkecuali mantan Manajer PSMS Medan, Benny Tomasoa. Pria yang akrab disapa Bento itu merasa prihatin melihat PSMS Medan yang tak kunjung bisa bangkit ke kasta tertinggi Liga Indonesia. 

“Memang kita sama-sama prihatin. Kenapa kita tidak seperti Bandung, Persebaya, Makassar dan Persija. Ini memang kita salah pengelolaan dari awal. Kita ini ketinggalan, jadi klub besar seperti yang lainnya memiliki manajemen yang kuat.

Artinya melibatkan semua unsur dibuat satu manajemen yang kuat. PSMS kan tidak, jalan masing-masing, habis itu bubar,” ungkap Bento, Minggu (5/1/2025).

Menurutnya, sebagai klub besar PSMS Medan harus segera berbenah, terutama dalam memperbaiki manajemen menjadi lebih baik. 

Meskipun, ia menyadari bahwa mengurus PSMS Medan tidaklah mudah.

Namun, jika manajemen memiliki kekompakan dan kerja sama yang baik, Bento yakin PSMS Medan bisa kembali ke kasta tertinggi Liga 1.

“Mirislah, kita klub besar, kita pernah merajai sepakbola di Indonesia ini, sementara kita tidak ada arahnya kesana. Nah sekarang kita harus siap, mempersiapkan kedepannya. Kedepannya dicarilah siapa yang mau mengurus yang benar-benar.

Jangan sampai nasib PSMS seperti Palembang. Saya tau bagaimana beratnya mengurus PSMS ini. Saya tetap terimakasihlah, Ari (Dirut PSMS) juga bagus. Tinggal kedepan siapa yang mau mengurus, tapi dengan manajemen yang betul-betul baik,jangan hanya individu, tidak sanggup kalau individu,”ujarnya.

Tak hanya berbenah dari sisi manajemen, kata Bento, PSMS Medan juga tidak boleh melupakan sejarah berdirinya PSMS Medan.

Yang mana ada 40 klub yang mengatasnamakan pemilik PSMS Medan, namun tidak pernah dilibatkan saat Liga berlangsung.

Hal itu sagat disayangkan, baginya, sejarah sebuah tim tidak boleh dihilangkan atau ditinggalkan begitu saja.

“Kalau kita urut-urut PSMS juga masih banyak gugatan,karena belum jelas dan duduk masalah PSMS ini. Jadi kadang-kadang orang didepan ini tidak tau sejarah PSMS itu kayak mana. PSMS itu ada sejarahnya, jadi makanya jangan menghilangkan sejarah, tidak baik. Inikan ada teman-teman pemilik klub, itu lah tidak pernah berhasil, karena dihianati. Maksud saya, duduklah semuanya, nanti dibuat manajemen yang memang kuat, yang kepemilikannya bersama dan jelas. Jangan PT pribadi perorangan,” tutur Bento.

Lebih lanjut, Benny juga mengingatkan manajemen, stakeholder dan pecinta PSMS Medan agar tidak terlalu menaruh harapan besar untuk lolos ke Liga 1, jika PSMS Medan tidak memiliki persiapan yang matang. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved