TRIBUN WIKI

Profil Dino Patti Djalal, Eks Wamenlu Sebut Pemecatan Jokowi dari DPIP Karma Politik

Dino Patti Djalal merupakan mantan Wakil Menteri Luar Negeri. Ia lahir di Beograd, Yugoslavia pada 10 September 1965. Dino adalah diplomat ternama.

Editor: Array A Argus
Instagram @dinopattidjalal
Dino Patti Djalal 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Dino Patti Djalal merupakan diplomat ternama Indonesia.

Ia pernah menjadi Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia.

Bahkan, Dino Patti Djalal juga pernah menjabat sebagai Juru Bicara Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baru-baru ini, Dino Patti Djalal turut mengomentari pemecatan Joko Widodo yang dilakukan PDI Perjuangan.

Ia mengatakan bahwa pemecatan Jokowi dari PDI Perjuangan merupakan karma politik.

Baca juga: Profil Karna Suwandi, Bupati Situbondo Nonaktif Tersangka Dugaan Korupsi yang Terancam Ditahan KPK

"Pemecatan dari PDIP mungkin adalah karma politik bagi Jokowi, karena dulu dari Istana pernah ada konspirasi utk scr tidak syah mengambil alih Partai Demokrat. Demokrat, stlh berhasil mengalahkan upaya take over ini, tidak pernah membalas. Karma terjadi dlm bentuk lain," tulis Dino Patti Djalal lewat akun X/Twitter @dinopattidjalal miliknya.

Ia bahkan mengatakan, peluang Jokowi diterima masuk Partai Demokrat 0 persen.

"Saya bukan orang Demokrat, tapi analisa sy sbg political scientist: kans Jokowi diterima masuk Partai Demokrat 0,01 persen. Mengapa? 1) trauma dr upaya Istana yg dgn kasar coba menggulingkan Ketum Demokrat thn 2021 masih membekas dalam, 2) kekhawatiran kalau Jokowi bisa tega menyakiti PDIP yg selalu setia membesarkannya dari Walkot Solo sampai menjadi Presiden, apalagi thdp parpol lain, 3) walaupun satu koalisi, etos politik SBY sangat beda dari Jokowi," tulisnya.

Baca juga: Profil Rini Syarifah, Bupati Wanita Pertama di Blitar Kalah Pilkada, Pernah Disorot Soal Sewa Rumah

Lantas, seperti apa profil Dino Patti Djalal ini? Simak ulasan berikut ini.

Profil Dino Patti Djalal

Dr. Dino Patti Djalal, M.A merupakan seorang diplomat dan mantan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia.

Ia lahir di Beograd, Yugoslavia pada 10 September 1965.

Melansir stekom.ac.id Dino lahir dari pasangan Hasyim Djalal dan Jurni, di mana sang ayah adalah seorang diplomat Indonesia ternama.

Baca juga: Profil Uskup Michael Angkur, Tokoh Katolik Meninggal Dunia

Orang tuanya berasal dari Ampek Angkek, Agam, Sumatra Barat, mengutip Wikipedia.

Istrinya, Rosa Raj Djalal, saat ini berprofesi sebagai dokter gigi.

Dari hasil pernikahannya dengan Rosa, Dino dikaruniai tiga orang anak bernama Alexa, Keanu, dan Chloe.

Dino memiliki saudara laki-laki bernama Iwan Djalal yang saat ini bekerja sebagai eksekutif perusahaan swasta.

Sementara saudara perempuannya, Doni Djalal, bekerja sebagai wartawan di Amerika Serikat.

Baca juga: Profil Irenne Ghea, Pesinden Berdarah Pakistan-Belanda Mobilnya Dirusak Massa saat Akan Manggung

Mengutip situs pribadinya, dinopattidjalal.com, adalah seorang Diplomat.

Ia juga pernah menjadi duta besar, penulis terlaris aktivis dan ahli dibidang kebijakan luar negeri.

Sejak kecil, Dino telah berpindah rumah mengikuti ayahnya Jakarta, Yugoslavia, Guinea, Singapura, Washington DC, New York, Ottawa, Vancouver.

Sepanjang hidupnya, Dino Patti Djalal mengenyam pendidikan perpaduan antara pendidikan Islam dan Barat.

Ia bersekolah di SD Muhamadiyyah dan SMP Al-Azhar dan menyelesaikan SMA-nya di McLean, Virginia.

Baca juga: Profil Achmad Maulana Syarif, Pesepak Bola Muda Berbakat Perkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024

Selanjutnya, Dino lalu memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik dari Carleton University (Ottawa, Kanada); gelar Magister Ilmu Politik dari Simon Fraser University (Vancouver, Kanada).

Hingga Ph.D. dalam Hubungan Internasional dari London School of Economics and Political Science (London, UK).

Karier Dino Patti Djalal mulai terlihat saat bergabung dengan Departemen Luar Negeri Indonesia pada tahun 1987.

Dino Patti Djalal mendapat sorotan nasional ketika menjadi juru bicara Pemerintah Indonesia dalam referendum PBB di Timor Timur pada tahun 1999.

Pada tahun 2002, ia diangkat menjadi Direktur Urusan Amerika Utara.

Baca juga: Profil Herry Iman Pierngadi, Pelatih Bulu Tangkis Legendaris Indonesia Berjuluk Naga Api

Dua tahun kemudian, pada 2004, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memulai masa jabatannya, Dino diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Internasional.

2013, Dino menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, dimana ia berhasil mengangkat hubungan bilateral menjadi Kemitraan Komprehensif.

Pada tahun 2010, Dr. Dino menerima Bintang Jasa Utama, penghargaan tertinggi kedua di negara bagian ini.

Tak hanya sukses di karier, Dino juga mendapatkan banyak permintaan pada tahun 2014.

Ia menerima Bintang Mahaputra Adipradana, medali tertinggi negara bagian atas jasanya.

Baca juga: Profil Perry Warjiyo, Gubernur BI yang Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR

Bahkan, Dino kembali meraih penghargaan bergengsi “Marketeer of the Year” saat Presiden Joko Widodo menjabat Wali Kota Solo.

Barulah pada Juni 2014, Dino diangkat menjadi Wakil Menteri Luar Negeri, hingga Oktober tahun itu.

Beliau pensiun dari Pemerintahan Indonesia pada pertengahan tahun 2015.

Dr Dino telah menulis 11 buku. Yang paling terkenal adalah “Must Can”, buku tentang kepemimpinan, yang menjadi best seller nasional di Indonesia dengan terjual sekitar 2 juta eksemplar.

Bahkan telah diterjemahkan dslam bahasa Inggris, Mandarin, Korea, Rusia, Perancis, Arab, Jepang.

Baca juga: Profil Djohan Emir Setijoso, Bankir Terkaya di Indonesia Mundur dari Posisi Persiden Komisaris BCA

Dr. Dino juga merupakan Ketua Dewan Direksi, World Resources Institute (WRI) Indonesia, yang merupakan bagian dari World Resources Institute (WRI) yang berbasis di Washington DC.

WRI dikenal sebagai salah satu wadah pemikir terbaik di dunia untuk isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.

Dr. Dino juga menjabat (tetapi sekarang tidak lagi) sebagai anggota Dewan Gubernur Institut Perdamaian dan Demokrasi, yang berbasis di Bali.

Selain karier, sejumlah program juga sudah diluncurkan, seperti Supermentor, sebuah program publik yang menampilkan tokoh-tokoh ikonik dan berprestasi untuk menginspirasi generasi muda tentang keterampilan hidup dan tips sukses.

Baca juga: Profil Marsekal Mohamad Tonny Harjono, KSAU Eks Ajudan Jokowi Jabat Komut PT Dirgantara Indonesia

Pada tahun 2015, Dr. Dino mendirikan Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia (FPCI)

Ia juga merupakan anggota Komite Eksekutif Forum Perdamaian Paris,.

Di yahun 2018, Dr. Dino menjadi ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).

Dino juga dikenal luas sebagai bapak Diaspora Indonesia, mengingat perannya dalam meluncurkan Kongres Diaspora Indonesia Sedunia yang pertama di Los Angeles pada tahun 2012.

Ia juga sebagai pencetus istilah “diaspora Indonesia” serta pencetus Jaringan Diaspora Indonesia ( IDN) di seluruh dunia.

Dino adalah Pemegang Rekor Dunia Guinness untuk ansambel angklung terbesar yang ia selenggarakan pada tahun 2011 di Monumen Nasional di Washington DC. Dengan lebih dari 375.000 pengikut, Dr. Dino dijuluki sebagai “duta Twitter”.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved