VIDEO
WARGA Medan Berburu Ember, Dampak Air PDAM Mati Akibat Bencana Alam
Menurut seorang warga Dewi Puspita mengatakan, air di rumahnya sudah mati sejak lima hari lalu.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Puluhan warga berburu ember di salah satu swalayan di Kecamatan Medan, Minggu (1/12/2024).
Pantauan Tribun Medan ratusan warga ini berburu ember sebab, air di rumahnya sudah mati selama lima hari. Sehingga mereka berinisiatif untuk membeli ember agar bisa menampung air.
Ember yang dibeli masyarakat pun bervariatif mulai dari ukuran sedang hingga ukuran paling besar.
Para karyawan swalayan pun berkali-kali terlihat menambah jumlah stock ember yang habis sejak pagi tadi.
Menurut seorang warga Dewi Puspita mengatakan, air di rumahnya sudah mati sejak lima hari lalu.
Warga Kecamatan Medan Polonia ini terpaksa membeli ember untuk menampung air yang mereka dapatkan dari pihak Perumda Tirtanadi, air hujan dan sumur bor tetangganya.
"Air kami sudah mati sejak lima hari lalu. Sebenarnya ember di rumah sudah ada 8. Tapi tidak cukup. Karena air ini sumber kehidupan, makanya kita beli lagi ukuran 7-8 meter," jelasnya saat dijumpai di salah satu swalayan Kecamatan Medan Johor Minggu (1/12/2024).
Matinya air selama lima hari membuat ia bersama keluarganya cukup kesulitan.
"Pasti lebih repot. Karena kalau anak sekolah dia harus ke rumah neneknya dulu untuk mandi. Alhamdulillah neneknya ada sumur bor. Jadi terbantu. Hanya saja apa-apa seperti masak, nyuci piring itu sulit sekali jadinya," ucapnya.
Hal senada disampaikan warga Kelurahan Pangkalan Mahsyur, Nurmala. Dikatakannya sudah tiga hari air di rumahnya mati.
"Tiga hari ini anak jadinya enggak ke sekolah dan gak bisa masak semua lah masalahnya. Karena kalau tidak ada air tidak bisa ngapa-ngapain," ucapnya.
Selama empat hari ini, kata Nurmala ini kali pertama ia mendapatkan air dari Perumda Tirtanadi.
"Hari pertama ini. Baru tau. Kemarin-kemarin kami akhirnya beli air sanyo punya tetangga. Sehari anak enggak sekolah. Karena lama air mati, jadi pas pulang atau sebelum ke sekolah lah dia mandi. Itupun pagi cuci muka dan bersih bersih aja," jelasnya.
Nurmala mengatakan, belum ada pihak kecamatan dan kelurahan maupun kepling yang datang untuk meninjau air mati.
"Belum ada. Mudah-mudahan air cepat hidup lagi. Meskipun ada air dari Tirtanadi tetap saja tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Bukan hanya Nurmala, Dilla warga Kecamatan Medan Johor juga mengaku air di rumahnya sudah mati selama lima hari.
| Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
|
|---|
| Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
|
|---|
| Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
|
|---|
| Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
|
|---|
| Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
|
|---|