Berita Viral

Penyebab Burung Pipit Mati Massal di Area Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali

Penyebab burung pipit mati massal di area Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ternyata karena faktor alam. BKSDA Bali menyebut petir menjadi pemicu utama.

Editor: Array A Argus
Tribun Jabar
Ilustrasi burung pipit mati massal 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Beberapa hari lalu viral burung pipit mati massal di area Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

Foto dan videonya beredar di media sosial Twitter atau X.

Tak sedikit warganet yang bingung, dan lantas mencari tahu penyebab burung pipit mati massal di Bandara I Gusti Ngurah Rai bali tersebut.

Dalam foto dan video yang beredar, bangkai burung pipit bertebaran di jalan. 

Dikutip dari Kompas.com, akun X (Twitter) @hinata_hyug***, Minggu (24/11/2024), disebutkan bahwa burung pipit yang mati karena pohon tempat berteduh itu tumbang. 

"kasihan ini burung-burung pipit ini lagi pada tidur malam, tiba-tiba pohonnya tumbang..," tulis pengunggah.

Penyebab Burung Pipit Mati Massal

Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko mengungkap penyebab burung pipit mati massal di area Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Ratna mengatakan, bahwa kematian burung pipit ini terjadi pada Jumat (22/11/2024) malam.

Kepala Balai KSDA Bali Ratna Hendratmoko menjelaskan, kejadian ini disebabkan oleh faktor alam.

Pohon tempat kawanan burung pipit bertengger mengalami patah ranting akibat sambaran petir ketika hujan deras.

Sambaran ini mengakibatkan kawanan burung yang sedang beristirahat di pohon tersebut turut tersambar dan mati.

Penyebab ini diketahui setelah tim BKSDA bali melakukan investigasi langsung ke lokasi kejadian dan mengumpulkan informasi dari petugas pemeliharaan taman serta petugas kemanan bandara pada Minggu.

"Tidak ada indikasi wabah penyakit atau penyebab lain yang memerlukan kekhawatiran publik," tambah Ratna.

Pada saat kejadian, petugas bandara langsung mengevakuasi bangkai burung dari lokasi untuk menjaga keamanan pengunjung bandara.

Oleh karena itu, ketika tim BKSDA Bali mengecek lokasi, hanya tersisa tiga ekor bangkai burung yang kondisinya telah mengalami degradasi hingga 90 persen.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved