Sumut Terkini

Sebulan Tinggal di Pengungsian, Warga Korban Longsor di Kecamatan Juhar Akhirnya Dipulangkan

Salah satu titik terparah, berada di Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar yang membuat 173 orang terpaksa harus diungsikan.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
HO
Personel gabungan membantu proses kepulangan warga Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar, ke desanya setelah sebelumnya selama satu bulan tinggal di pengungsian akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor, Sabtu (16/11/2024) kemarin. 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO- Selama kurang lebih satu bulan terakhir, warga Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo, terpaksa tinggal di pengungsian. Diketahui, kondisi ini terjadi akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang menghantam desa tersebut pada awal bulan Oktober lalu.

Seperti diinformasikan sebelumnya, akibat cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Karo membuat titik mengalami bencana.

Salah satu titik terparah, berada di Desa Ketawaren, Kecamatan Juhar yang membuat 173 orang terpaksa harus diungsikan.

Setelah selama satu bulan tinggal di pengungsian, akhirnya warga Desa Ketawaren bisa kembali ke kampungnya.

Berdasarkan keterangan dari Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Juspri Nadeak, pemulangan warga Desa Ketawaren dari pengungsian dilakukan pada Sabtu (16/11/2024) kemarin.

"Ya benar, setelah adanya rapat dan koordinasi dengan semua pihak tim gabungan Forkopimda Kabupaten Karo, kita kemarin memutuskan sudah bisa memulangkan warga Desa Ketawaren yang sebelumnya mengungsi karena bencana," ujar Juspri, Minggu (17/11/2024).

Ketika ditanya perihal apa pertimbangan Pemkab Karo sudah bisa memulangkan warga desa, dirinya menjelaskan hal ini sudah melalui beberapa pertimbangan dan pemantauan yang dilakukan.

Dimana, dikatakannya pasca peristiwa bencana beberapa waktu lalu Forkopimda Karo langsung melakukan beberapa langkah mulai dari evakuasi warga hingga melakukan normalisasi di titik bencana.

Setelah bencana tersebut, Pemkab Karo langsung berkoordinasi dengan semua unsur Forkopimda untuk melakukan penanganan.

Dimana, langkah yang dilakukan di titik longsor mulai dari pembersihan dan normalisasi hingga penanganan di titik yang diprediksi menjadi pemicu terjadinya longsor.

"Dari awal kita sudah lakukan normalisasi, dan kita juga sudah lakukan penanganan jalur air yang melintasi desa dengan cara diperbesar dan jalurnya dialihkan agar tak langsung mengarah ke desa," katanya.

Selain itu, dijelaskannya pihaknya juga selama tiga pekan terakhir sudah melakukan pendataan dan pengamatan curah hujan yang menjadi penyebab bencana tersebut.

Selama tiga pekan terakhir, dikatakan Juspri pihaknya melihat curah hujan sudah jauh berkurang bahkan sangat jarang turun hujan di wilayah tersebut sehingga diprediksi kontur tanah sudah jauh lebih kuat.

"Paling kemarin ada hujan beberapa kali namun hanya rintik-rintik saja, sehingga kita putuskan masyarakat sudah bisa dipulangkan," katanya.

Namun, dari sebanyak 173 warga dari 70 kepala keluarga saat ini belum semuanya kembali ke desa. Pasalnya, akibat bencana tersebut sebanyak 10 rumah warga Desa Ketawaren tercatat mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat.

(mns/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved