Sumut Terkini

Awal Mula Ratusan Oknum TNI Membabi-buta Serang Warga Sibiru-biru, Diam-diam Mabes TNI Bertindak

Awalnya insiden tersebut bermula ketika sejumlah personel TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2/105 Kilap Sumagan cekcok dengan warga

|
Editor: Salomo Tarigan
TRIBUNnews.com/Gita Irawan
Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto. Awal Mula Ratusan Oknum TNI Membabi-buta Serang Warga Sibiru-biru, Diam-diam Mabes TNI Bertindak 

Informasi yang beredar, menyebutkan, sehari sebelumnya ada pria cepak terlibat cekcok dengan warga Desa Selamat. Namun, belum diketahui pasti apa yang mereka cekcokkan.

Lalu, pada Jumat (08/11/2024) malam, oknum berambut cepak itu kembali datang ke Desa Selamat menggunakan sepeda motor berknalpot brong.

Oknum ini kemudian menggas-gas sepeda motornya sehingga bising.

Warga Desa Selamat pun mulai terusik lalu mengejar pria berambut cepak itu.

Disebut-sebut warga sempat melakukan pemukulan. Pria cepak ini kemudian melarikan diri.

Tak lama berselang, puluhan pria cepak pun datang melakukan sweeping lalu memukul dan membacoki warga. Bahkan, seorang warga bermarga Ginting menyebut seorang kerabatnya yang kebetulan melintas, kena bacok di kepalanya.

Hingga Jumat (08/11/2024) sekira pukul 24.00 WIB, suasana di Desa Selamat masih mencekam.

Kemudian, Sabtu (09/11/2024) sekira pukul 01.00 WIB,  Raden Barus (60) tewas, warga Dusun IV, Desa Selamat, dengan kondisi kepala luka dan perut kena tusuk senjata tajam.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Desa Selamat, Bahrun mengungkapkan, sekelompok anggota TNI itu datang ke desanya tanpa seragam dan mengendarai sepeda motor pada Jumat (8/11/2024) malam. 

Mereka lalu memukuli warga dengan senjata tajam dan benda tumpul.

Akibatnya, banyak warga terluka. “Orang-orang yang datang itu memang membabi buta. Siapa yang ada di jalan, semua dihantamnya. Itu dari Armed. Ada sebagian rumah didobrak,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Senin (11/11/2024).

Menurut Bahrun, seorang pemuda desa setempat diketahui sempat cekcok dengan prajurit Armed 2/105 pada sore hari sebelum penyerangan. 

Namun, dia tidak tahu detail masalah pemicu pertikaian tersebut. “Tapi ada cerita, pemuda sini sempat cekcok dengan prajurit itu saat berpapasan di jalan. Setelah itu, malamnya terjadi penyerangan,” tegas Bahrun.

Tetua desa tewas, satu warga tangannya putus akibat serangan kelompok TNI tersebut membuat setidaknya 13 orang terluka. 

Terkait kronologi kejadian tersebut, Dody mengatakan Pomdam I Bukit Barisan masih dalam proses dan pemeriksaan.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved