Berita Viral

Fakta Guru Tampar Siswa SD di Tasik, Khilaf Minta Maaf 3 Kali, Korban Trauma 8 Hari Tak Sekolah

Buntut keluarga korban siswa SD tersebut melaporkan perbuatan sang guru menampar anaknya ke kepolisian

Istimewa
Fakta Guru Tampar Siswa SD di Tasik, Khilaf Minta Maaf 3 Kali, Korban Trauma 8 Hari Tak Sekolah 

TRIBUN-MEDAN.com - Oknum guru olahraga di Tasikmalaya yang menampar murid telah meminta maaf kepada keluarga korban sebanyak tiga kali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sekolah SDN Cipakat, Kabupaten Tasikmalaya.

Buntut keluarga korban siswa SD tersebut melaporkan perbuatan sang guru menampar anaknya ke kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya, hal tersebut ia lakukan.

Lina, orang tua dari siswa SD tersebut mengungkakan anaknya hingga kini masih trauma dan enggan masuk sekolah.

Setelah kejadian, pihak sekolah mempertemukan guru terkait dengan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.

“Kejadian ini pertama kali diketahui ketika orang tua korban datang ke sekolah untuk meminta klarifikasi. Saat itu, kami langsung menemui mereka bersama Pak Eman (oknum guru tersebut)," ujar Kepala Sekolah SDN Cipakat, Aam Amelia, saat dikonfirmasi oleh wartawan TribunPriangan.com, Jumat (8/11/2024).

Aam menjelaskan, “Pak Eman mengakui di depan saya dan wali kelas 1 bahwa tindakannya khilaf, dan dia sudah meminta maaf sebanyak tiga kali.

Namun, keluarga korban tetap tidak menerima dan bersikeras melapor ke Polres
 
Aam memahami keputusan keluarga untuk melapor ke polisi sebagai hak mereka.

“Lapor ke Polres itu hak mereka, yang penting pihak sekolah sudah melakukan mediasi dan meminta maaf atas tindakan yang khilaf dari guru tersebut," ujarnya.

Aam menambahkan bahwa tindakan guru itu sebenarnya bukan dimaksudkan untuk menampar, melainkan hanya ingin menepuk, namun siswa tersebut menengok ke arahnya sehingga terjadi kontak yang tidak disengaja.

Terlebih, kondisinya saat itu anak yang bersangkutan tengah bertengkar dengan temannya.

“Pak Eman tidak bermaksud menampar, hanya mau menepuk, tapi anak itu menengok. Kejadian ini pun berawal dari bercanda dengan teman-temannya, biasanya mereka sudah akur kembali,” ungkapnya.

Aam berharap masalah ini bisa segera selesai, terutama karena sekolah telah melakukan upaya perdamaian atas nama oknum guru yang bersangkutan, disaksikan oleh kepala sekolah sendiri, namun tetap tidak diterima oleh pihak keluarga korban.

“Saya harap segera selesai, karena kami sudah meminta maaf sebanyak tiga kali, tapi mereka belum mau menerima,” katanya.

Aam juga mengungkapkan keprihatinannya atas anak korban yang hingga kini belum kembali bersekolah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved