Berita Viral

TERBARU Penjelasan Direktur Penyidikan KPK Tentang Blok Medan, Riuh Lagi Setelah Bobby Tantang Edy

Istilah Blok Medan kembali menghangat setelah berkali-kali disinggung di arena debat kedua Pilgub Sumut 2024.

Editor: Juang Naibaho
Tribun Medan/Danil Siregar
Edy Rahmayadi memperlihatkan angka yang diambil dari fish ball saat debat kedua Pilgub Sumut 2024 di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan, Rabu (6/11/2024) malam. Pada debat ini, Bobby Nasution tantang edy Rahmayadi melaporkan isu Blok Medan ke lembaga penegak hukum. 

Abdul Gani Kasuba juga mengakui, dalam lawatannya ke Medan itu, turut dibahas terkait blok tambang. "Blok Medan milik istri Wali Kota Medan ada di Kabupaten Halmahera Timur yang bergerak di bidang pertambangan nikel," ujarnya.

Abdul Gani Kasuba kini telah divonis delapan tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider lima bulan kurunga. Ia terbukti bersalah dalam kasus korupsi suap dan gratifikasi di lingkup Pemprov Maluku Utara.

Dia juga dihukum membayar uang pengganti Rp 109 miliar dan 90 ribu dolar Amerika Serikat (AS). Jika tak dibayar maka akan diganti penjara selama tiga tahun.

Abdul Gani tak terima dengan vonis itu dan langsung mengajukan banding. Proses banding sampai saat ini masih berlangsung. 

Debat Pilgub Sumut

Bobby Nasution sendiri sudah berkali-kali menyatakan enggan mengomentari soal Blok Medan. Dia merasa tak etis jika mengomentari isi persidangan. Bobby menegaskan dirinya menghormati proses persidangan.

Meski begitu, istilah Blok Medan terus bergulir di ranah publik. Terbaru, istilah ini diungkit di arena debat publik Pilgub Sumut di Hotel Santika Dyandra, Kota Medan pada Rabu (6/11/2024).

Edy Rahmayadi tercatat dua kali menyinggung istilah Blok Medan ini pada debat kedua Pilakda Sumut.

Awalnya, Edy menyinggung Blok Medan saat menyampaikan visi misi. 

Edy menekankan perlunya menjaga ekologi dalam melakukan pembangunan. Termasuk menyelesaikan konflik tanah dan pengelolaan tambang yang ada di Sumut. 

Edy lalu menyebut soal tambang di Maluku Utara yang ramai di publik dengan sebutan Blok Medan.

"Untuk prioritas daerah yang pertama degradasi lingkungan di Sumut banyak tambang, jangan sampai seperti di Maluku Utara," kata Edy.

Momen kedua terjadi saat Edy diberi kesempatan bertanya kepada Bobby. Edy menyatakan tidak rela nama Medan digunakan untuk tambang di Maluku Utara. 

Menurut Edy, persoalan tambang yang menggunakan nama Medan ini sudah menjadi isu internasional.

"Ada tambang yang dilarang untuk diekspor tetapi ada tambang yang saya sayangkan Medan adalah salah satu kota di Sumut. Saya tak rela nama Medan dipakai di Maluku Utara," kata Edy.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved